Pengrajin Kriya Tangan Juga Punya Mimpi Lewat Bantal
Tidak hanya sandang, papan, dan pangan. Tidur juga menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Karenanya, kita bisa kembali memperoleh energi untuk memulai aktivitas lainnya. Agar tidur lebih berkualitas, diperlukan juga kondisi yang nyaman. Salah satunya, ditunjang dengan bantal.
Hal ini menjadi salah satu alasan diadakannya Malang Pillow Festival 2019. Sebagai rangkaian dari Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang ke 105 yang diadakan sejak tanggal 1 April hingga 07 April di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.
“Tidur itu hal yang penting, kalau bantalnya enak setidaknya akan membuat tidur kita lebih enak,” ujar Fikrah Ryanda Saputra selaku ketua panitia penyelenggara.
Malang Sejuta Mimpi juga menjadi tema yang dipilih dalam pagelaran ini. Menurut Fikrah, secara filosofi dengan bantal yang nyaman juga akan melahirkan mimpi-mimpih yang indah dan melahirkan ide-ide segar.
Selain itu, acara ini juga sebagai upaya untuk mewujudkan mimpi para pengrajin bantal yang ada di Kota Malang. Dengan potensi yang dimiliki oleh Malang sebagai kota tujuan pariwisata serta kota pendidikan, harapannya juga berdampak baik bagi perkembangan produsen bantal lokal.
“Malang ini kan kota tujuan pariwisata, kota dengan banyak hotel, banyak pelajar, banyak tempat tidur, ruang tamu, pake bantal dari pengrajin bantal yang ada di Malang itu yang kami harapkan,” ujar Fikrah.
Tujuan agenda Malang Pillow Festival 2019 memang selaras dengan harapan Komunitas Malang Indah Dengan Kriya Tangan (Midangan) selaku inisiator acara. Selama ini Midangan berperan sebagai jejaring komunitas pengrajin kriya yang ingin mengembangkan usaha kecilnya. Tidak hanya bantal, tapi juga rajut, bordir, logam, batik, kayu, sulam, dan sibori.
Total ada 20 komunitas pengrajin kriya yang mengikuti Malang Pillow Festival 2019. Acara ini pun berhasil menyedot 204 peserta dari berbagai wilayah di Malang. Mereka sangat antusia belajar berbagai jenis kerajinan kriya. Terlebih, hasil karya tangan mereka sendiri bisa dibawa pulang secara cuma-cuma. (fjr)