Mimpi Bertemu Nabi Muhammad, Begini Penjelasan Hadis
Sejumlah ulama dan kiai pesantren sangat berhati-hati dalam menyikapi soal mimpi bertemu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW). Diingatkan bahwa iblis memang tidak bisa menyerupai Nabi Saw tapi iblis bisa mengaku-ngaku sebagai Nabi SAW.
Banyak hadis sahih yang meriwayatkan keutamaan mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda, “Siapa yang melihatku dalam mimpi, dia benar-benar melihatku. Karena setan tidak mampu meniru rupa diriku.” (HR. Bukahri dan Muslim).
Dalam redaksi lain, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar." (HR Muslim dari Abu Qatadah).
Dalam riwayat lain disebutkan, "Barang siapa yang sering bershalawat terhadapku, aku tahu dan aku tentu memberikan syafa'at di hari kiamat." Dalam redaksi lain dikatakan, "Barang siapa memimpikan aku, maka aku akan bersamanya nanti di Surga."
Pemahaman para Ulama dalam Manafsirkan hadis pertama, sejumlah Ulama mengingatkan penting juga untuk dicatat, yang tidak mampu dilakukan Setan adalah menyerupai wajah Nabi SAW, yang sebenarnya.
Adapun menampakkan diri dengan wajah yang lain, bisa dilakukan oleh Setan. Kemudian dia mengaku sebagai Nabi atau orang yang melihatnya mengira bahwa dia Nabi, padahal sejatinya Setan.
Lagi pula, ketika seseorang melihat wajah cerah, baju putih, dan manusia dengan ciri mengagumkan lainnya, bukan jaminan bahwa itu Nabi SAW, karena yang dimaksud mimpi melihat Nabi SAW, adalah melihat beliau persis sebagaimana ciri fisik dan wajah beliau.
Oleh karena itu, jika ada orang yang merasa melihat Nabi SAW, dalam mimpi, perlu dicocokkan dengan ciri fisik dan wajah beliau sebagaimana yang disebutkan dalam hadit dan keterangan para sahabat.
Imam Bukhari menyebutkan keterangan Ibnu Sirin rahimahullah, ketika mengomentari hadis tentang mimpi melihat Nabi SAW, Ibnu Sirrin mengatakan;
“Apabila dia benar-benar melihat wajah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Shahih Bukhari, setelah hadis no. 6592)
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Diriwayatkan dari Ayyub, beliau menceritakan, jika ada orang yang bercerita kepada Muhammad bin Sirrin bahwa dirinya mimpi bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Ibnu Sirrin meminta kepada orang ini untuk menceritakan ciri orang yang dia lihat dalam mimpi itu."
"Jika orang ini menyampaikan ciri-ciri fisik yang tidak beliau kenal, beliau mengatakan, “Kamu tidak melihat Nabi SAW.” Ibnu Hajar menyatakan, “Sanad riwayat ini sahih".
"Jika orang ini menyampaikan ciri-ciri fisik yang tidak beliau kenal, beliau mengatakan, “Kamu tidak melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Ibnu Hajar menyatakan, “Sanad riwayat ini sahih".
Ibnu Abbas berkata, “Ceritakan kepadaku (orang yang kamu lihat).”
Kulaib mengatakan, “Saya teringat Hasan bin Ali bin Abi Thalib, kemudian saya sampaikan, beliau mirip Hasan bin Ali.”
Lalu Ibnu Abbas menegaskan, “Berarti, kamu memang melihat Nabi saw. Sanadnya jayyid. (Fathul Bari, 12:383 – 384)
Jadi, seseorang yang melihat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam mimpi, maka sesungguhnya ia benar-benar telah melihatnya.
Apabila ciri-ciri sifat fisiknya sesuai dengan gambaran yang terdapat dalam hadis-hadis sahih dan kisah-kisah Nabi dalam kitab-kitab salaf santri Nahdliyin pasti sudah faham bagaimana ciri-ciri fisik Sayyidurrosul dari kitab kitab pesantren.