Millennials Tourism Jadi Tema Lomba APWI 2019
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menetapkan millennials tourism menjadi tema lomba dalam ajang Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2019.
Pemilihan tema ini sejalan dengan program strategis Kementerian Pariwisata. Program itu menempatkan millennials tourism sebagai pendorong meningkatnya target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Target kunjungan itu, tahun depan, sebanyak 20 juta wisman. Diproyeksikan 50% di antaranya adalah millennials.
“Saya tetapkan tema millennials tourism untuk lomba APWI 2019 sebagai kelanjutan dari APWI 2018 tahun ini dengan tema Destinasi Digital,” kata Menpar Arief Yahya usai memberikan penghargaan APWI 2018 kepada para perwarta pariwisata dari media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik televisi, dan media online, serta blogger di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta.
APWI merupakan kegiatan tahunan sebagai bentuk apresiasi Kementerian Pariwisata kepada para pewarta pariwisata atas karya tulisan dan tayangan televisi terbaik mereka.
Pada APWI 2018 ini tema yang diambil adalah ‘Destinasi Digital’ sebagai strategi Kemenpar tahun 2018 ini dalam mengejar target 20 juta kunjungan wisman dan 275 juta pergerakan wisnus tahun 2019.
Tampil sebagai juara utama atau Best of The Best pada APWI 2018 adalah tayangan televisi berjudul Inside Indonesia: Menjajal Destinasi Digital yang merupakan hasil karya dari Nana Riskhi - M. Pramudita VK dari CNN Indonesia. Karya itu berhak mendapatkan hadiah uang Rp 100 juta yang diserahkan langsung oleh Menpar Arief Yahya.
Menpar mengatakan, dalam menghadapi era millennials tourism industri pariwisata perlu melakukan trasformasi dalam tiga hal. Yaitu, proximity, purchasing power, dan portability.
“Kalau di telekomunikasi, proximity dikenal dengan tarif Local, SLJJ, Zona 1, Zona 2, Zona 3, International, tetapi di tourism ada border tourism yang memberikan kontribusi sekitar 20% secara nasional,” kata Menpar Arief Yahya.
Sementara itu dalam kekuatan daya beli atau purchsing power dikenal dengan internet RPM turun dari Rp 1.000 menjadi Rp 100. Di pariwisata adalah more for less 3A. Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas dengan produk yang dikenal antara lain hot deal.
Untuk portability di telekomunikasi dikenal dengan mobile HP dan mobile BTS, di tourism ada mobile tourist, non-mobile accomodation yang dipopulerkan dengan nomadic tourism.
“Dalam nomadic tourism saya gunakan tagline solusi sementara sebagai solusi selamanya,” kata Menpar Arief Yahya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti, menyebutkan, minat para insan pewarta pariwisata dalam mengikuti lomba APWI 2018 semakin meningkat. Tahun ini karya yang ditampilkan mencapai 432 karya karya berupa artikel dan video terdiri atas majalah sebanyak 56 artikel, surat kabar 43 artikel, media online 119 artikel, blogger 153 artikel, dan 61 tayangan video.
“Jumlah peserta APWI 2018 meningkat pesat. Bila pada APWI 2017 diikuti 106 karya peserta, tahun ini meningkat menjadi 432 karya peserta. Meningkatnya jumlah karya peserta tahun ini salah satunya terpicu oleh total hadiahnya yang besar mencapai Rp 300 juta, termasuk di dalamnya untuk hadiah kategori utama atau best of the best sebesar Rp100 juta.
Dewan Juri APWI 2018 yang menilai hasil karya para jurnalis terdiri dari unsur pentahelix pariwisata terdiri atas Wahyu Indrasto selaku Pemimpin Redaksi Majalah Eksekutif, yang menjadi Ketua Dewan Juri mewakili unsur media; Elly Hutabarat, Ketua ASEANTA Indonesia (Industri); Wahyu Aji, Ketua GNFI (Komunitas); Don Kardono, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media (Pemerintah); dan H. Himawan Brahmantyo, Ketua Hildiktipari (Akademisi).
Berikut para pemenang APWI 2018:
Kategori media cetak: Majalah
Juara I: Doddy Wiraseto (Batik Air Magazine) “Pemantik Pikat Wisata Nomadik”. Juara II: Jeihan Kahfi Barlian (Majalah SWA) “Nomadic Tourism dan Digital Destination : Arena Baru Mengeksplorasi Tujuan Wisata yang Eksotis.Juara III: Fachruddin Abdullah (Majalah Event Guide) “Wisata di Kulon Progo Tak Cuma Kalibiru”. Juara Harapan I: Andri Syahreza (Majalah Mutiara Biru)“Going North”. Juara Harapan II: Donna Imelda (Majalah Asrinesia) “Eksotisme Labuan Bajo”.
Kategori media cetak: Surat Kabar
Juara I; Arief Suharto (Koran Jakarta) “Keindahan Wonosobo Temanggung”. Juara II: Eva Fitriani (Investor Daily) “Beraksi di Breksi”. Juara III: Mariyana Ricky P. (Solopos) “Pikat Sunset di Bukit Patrum”. Juara Harapan I: Setiady Dwie (Suara)“ Museum Angkut Nan Yahud”. Juara Harapan II: Apriadi Gunawan (The Jakarta) “Lake Toba Pearl of North”.
Kategori media online:
Juara I; Adinda Permatasari (Viva.co.id) “Pose Instagramable Ditemani Ikan Wara-wiri di Dasar Air Umbul Ponggok”. Juara II: Erizky Bagus Zuhair (Akurat.co) “Memandang 10 Bali Baru dalam Bingkai Destinasi Digital”. Juara III: Fadhil (Sindobatam.com) “Gerbang Pariwisata di Seberang Singapura”. Juara Harapan I: Erwin Gumilar (Venuemagz.com) “Sensasi Berwisata di Bekas Tambang Batu”. Juara Harapan II: Edi Sutrisno (Beritakepri.id) “Pasar Kaki Langit Jogja; Harmoni Apik Kearifan Lokal, Alam dan Jagad Digital”.
Kategori media blogger:
Juara I; Lina W. Sasmita “Mengunjungi Pasar Mangrove Batam Salah Satu Destinasi Digital Anak Milenial”. Juara II: Elisabeth Murni “Ranting-Ranting yang Berkisah di Hutan Pinus Pengger”. Juara III: Qurotul Ayun “Harmoni Pagi di Pasar Kaki Langit”. Juara Harapan I: Teguh Sudarisman “Menjelajah 12 Destinasi Instagramable di Kaki Langit”. Juara Harapan II: Ardian Kusuma “Sehari Menjelajahi Enam Destinasi Digital Jogja”.
Kategori media televisi:
Juara I; Produksi: Journey : Metro TV; Judul tayangan: “Journey to Lasem”; Produser: Mutmainnah. Juara II: Produksi: Tau Gak Sih : Trans 7; Judul tayangan: “Jaga Mata Jaga Hati”; Produser: Okki Saputra. Juara III; Produksi: Let's Go : MNC TV; Judul Tayang: “Hati Kecantol Pesona Misool”; Produser: Jajang Dirajanaga; Juara Harapan I; Produksi: Jalan-jalan : Kompas TV; Judul Tayang: “Pesona Bali Utara”; Produser: Tia Noviana. Juara Harapan II: ; Produksi: Jejak Petualang Weekend : Trans 7; Judul Tayang: “Jelajah Pulau Naga”; Produser: Rut Helga. (*)
Advertisement