Militer Myanmar Minta Maaf
Militer Myanmar menyampaikan maaf sekaligus menyampaikan duka, atas meninggalnya 164 demonstran, yang turun ke jalan sejak 1 Februari 2021 lalu. Ucapan itu disampaikan oleh juru bicara militer Myanmar, Zaw Min Tun.
Dalam sebuah konferensi pers, pada Selasa 23 Maret 2021, Min Tun menyampaiakan permintaan maaf dan rasa berduka. "Kami ikut berduka atas jatuhnya korban, karena mereka adalah penduduk kami pula," katanya dilansir dari Reuters, Selasa 23 Maret 2021.
Namun, dalam kesempatan yang sama, militer Myanmar juga menuduh jika unjuk rasa yang dilakukan perawat dan dokter menyebabkan layanan kesehatan tak bisa optimal. Akibatnya, kematian banyak muncul, termasuk akibat Covid-19, Pihak militer pun menyebut mereka "tak bertanggungjawab dan tak etis."
Diketahui, protes melawan junta militer Myanmar terus bergejolak. Mereka menuntut agar pimpinan partai pemenang pemilihan, Aung San Suu Kyi, untuk segera dibebaskan.
Selama unjuk rasa berlangsung, sedikitnya 250 orang meninggal, menurut data dari Asosiasi Bantuan untuk Tawanan Politik (AAPP). Unjuk rasa berlangsung sejak 1 Februari 2021 lalu.
Tiga penduduk meninggal di Mandalay, pada Minggu 21 Maret 2021, termasuk di antaranya bocah laki-laki berusia 15 tahun. (Rtr)