Militer Myanmar Janjikan Pemilu Ulang, Warga Lanjutkan Protes
Kubu oposisi militer Myanmar berjanji akan tetap melanjutkan protes nirkekerasan meski larangan membuat kerumunan, jam malam , dan penutupan jalan diterapkan.
"Kami akan terus berjuang," kata pernyataan dari aktivis muda Maung Saungkha. Ia menyerukan agar militer membebaskan Aung San Suu Kyi, serta penghapusan konstitusi yang memberikan hak veto pada militer di parlemenn. "Ini diktator sebenarnya," katanya dilansir dari Reuters, Selasa, 9 Februari 2021.
Sedangkan aktivis lain menyerukan agar masyarakat tetap bersatu dan saling membantu satu dengan yang lain, menurut pernyataan dari Min Ko Naing, perwakilan aktivis generasi 1988.
Sementara, militer melarang masyarakat untuk turun ke jalanan, serta melarang kerumunan di atas empat orang. Kedutaan negara asing juga mendapatkan peringatan jam malam yang berlaku mulai pukul 20:00 hingga puukul 04:00 di dua kota terbesar di Myanmar, Yangon dan Mandalay.
Militer sendiri menjanjikan akan melakukan pemilihan ulang, meski tak menyebutkan kapan tepatnya. "Junta akan membentuk demokrasi yang sesungguhnya dan disiplin," kata pimpinan Junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dalam penampilannya di televisi setempat, Senin 8 Februari 2021.
"Kita akan menjalani pemilihan multi partai dan kami akan menyerahkan kekuasaan pada pemenang pemilihan, sesuai dengan aturan demokrasi," katanya.
Pernyataan tersebut banyak direspon negatif oleh warganya. Sebab pada pemilihan sebelumnya, junta menuduh terjadi kecurangan dalam pemilihan meski tuduhan tersebut tak pernah terbukti. (Rtr)