Miliaran Uang Baru di Mojokerto Ternyata dari Bank BUMN di Jabar
Kasus penyitaan yang senilai Rp 3,7 miliar dari tangan JRS 31 tahun dan kawan-kawan masih terus bergulir. Berdasarkan keterangan polisi, uang baru dengan pecahan mulai dari Rp10-20ribu itu berasal dari salah satu bank di Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Informasi yang dihimpun bank yang mengeluarkan jumlah fantastis ternyata pelat merah atau bank BUMN. JRS dan kawan-kawan diketahui menukarkan uang pecahan baru dengan total Rp5 miliar.
Mereka sempat menjual uang tersebut ke Nganjuk dan Jombang Rp1,27 miliar. Sehingga saat disita polisi di Mojokerto, total uang baru di tangan JRS dan kawan-kawan sebesar Rp 3,73 miliar.
Kemudian pihak bank mengirimkan uang tersebut melalui vendor jasa pengiriman. Saat ini, vendor dan oknum pegawai bank pelat merah itu telah menjalani pemeriksaan penyidik Satreskrim Polres Mojokerto Kota.
Mereka juga menyewa jasa Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Rif'an Hanum dan Rekan. Pengacara asal Mojokerto ini menerima kuasa dari empat orang sekaligus pada 21 April 2022. Salah satunya dari pegawai bank BUMN di Bandung berinisial RF 29 tahun, warga Jatinangor, Sumedang, Jabar.
Sedangkan tiga kliennya adalah pegawai vendor jasa pengiriman uang PT TDP. Yaitu berinisial ZA 47 tahun warga Cidadap, Bandung, serta BH 45 tahun dan RAP 32 tahun, keduanya warga Coblong, Bandung. "Sesuai dengan panggilan penyidik, RF selaku pegawai bank yang pegang kas besar," kata Rifan Hanum.
Rifan membenarkan, sebelum berurusan dengan polisi di Mojokerto, JRS dan empat temannya mendapatkan uang baru Rp5 miliar dari salah satu bank di Bandung, Jabar.
Mereka sempat menjual uang tersebut ke Nganjuk dan Jombang Rp1,27 miliar. "Iya betul (uang Rp5 Miliar dari salah satu kantor cabang bank pelat merah di Bandung)," ujarnya.
Ia menjelaskan, pihak kantor cabang bank BUMN tersebut, mengirim uang baru Rp5 Miliar kepada JRS di Batang, Jawa Tengah menggunakan vendor jasa pengiriman uang berinisial PT TDP pada 6 April 2022. Dari Batang, JRS dan empat temannya membawa uang baru berjumlah fantastis itu untuk dijual di Jawa Timur.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Rizki Santoso belum merespons saat dikonfirmasi terkait bank BUMN yang menjadi sumber uang baru Rp5 Miliar tersebut.
JRS dan kawan-kawan lantas membawa uang tersebut ke Jatim menggunakan mobil Daihatsu Grand Max warna putih nomor polisi D 8348 EY. Pria asal Desa Kalitengah, Tanggulangin, Sidoarjo itu menjual sekitar Rp1,27 miliar di Nganjuk dan Jombang. Lantas sisanya sekitar Rp3,73 miliar dibawa mampir ke Mojokerto.
Karena kelompok pengepul besar uang baru ini menemui seorang pembeli berinisial MS, warga Mojokerto di Jalan Raya Desa Pagerluyung, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. Tepatnya sekitar 500 meter di sebelah timur Exit Tol Mojokerto Barat pada Kamis 7 April 2022, sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat itu, MS akan membeli uang baru dari JRS senilai Rp400 juta. Ia mengendarai mobil Mitsubishi Pajero Sport warna hitam nomor polisi S 1210 XE. Saat itulah mereka diamankan patroli Satuan Sabhara Polres Mojokerto Kota.
Kasus ini kemudian diserahkan ke Satreskrim Polres Mojokerto Kota. Sampai saat ini, polisi masih menyita uang baru Rp3,73 miliar sebagai barang bukti. Mobil Daihatsu Grand Max milik JRS dan Mitsubishi Pajero Sport milik MS juga disita. Sedangkan empat orang yang sempat diamankan sudah dipulangkan karena statusnya masih saksi.
Uang baru yang masih bersegel Bank Indonesia (BI) ini akan dijual JRS ke para pengepul di bawahnya yang tersebar di beberapa daerah di Jatim. Selanjutnya, para pengepul menjual ke jasa penukaran uang baru yang marak di pinggir jalan menjelang lebaran. JRS dan kawan-kawan mengaku hanya mendapatkan keuntungan 1,3 persen.
Kelompok pengepul besar uang baru ini mengaku sudah beraksi sejak 2019. Mereka, JRS dan kawan-kawan beraksi setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri saat permintaan uang baru dari masyarakat sedang tinggi.
Selama empat tahun beraksi, mereka diduga mempunyai koneksi dengan oknum pegawai salah satu kantor cabang bank BUMN di Bandung, Jabar. Oknum pegawai bank tersebut diduga membantu JRS dan kawan-kawan untuk mendapatkan uang baru berjumlah fantastis.