Milad ke-103 di Tengah Pandemi, Aisyiyah Perkuat Sendi Keumatan
Peran kader ‘Aisyiyah yang pro-aktif dalam penanganan pademi covid-19 yang bergerak dan tersebar bukan hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara. Demikian kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, seraya mengapresiasi kader-kadernya.
"Baik ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah hadir nyata dalam memperkuat sendi umat dan bangsa. Bahkan sampai ke daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan oleh pemerintah sebagai pihak berwenang, ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah telah hadir di sana sebagai bentuk nyata.
"Terima kasih kepada semua kader ‘Aisyiyah yang telah berkolaborasi dengan semua jaringan yang selama ini telah bekerjasama untuk ikhtiar bersama-sama berdoa, dan usaha yang bersungguh-sungguh,” tutur Noordjannah.
Ia mengungkapkan hal itu pada acara Milad ke-103 M/106 H ‘Aisyiyah pada Senin 18 Mei 2020 melalui media daring, pada milad ini ‘Aisyiyah mengambil tema “Gerakan Ta’awun Sosial Peduli Dampak Covid-19 untuk Keselamatan Bangsa”.
Kepada semua yang terdampak wabah Covid-19, Noordjannah mendoakan agar mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT. Ia juga menekankan tidak boleh ada ‘permainan’ dalam penanganan wabah. Berbekal kepercayaan publik, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mampu menjalankan peran sebagai pencerah umat.
Terkait dampak covid-19 terhadap kesejahteraan umat, perlu dilakukan pendataan ulang. Dalam prediksinya, wabah ini besar kemungkinan akan menambah jumlah angka kemiskinan di Indonesia. Pelipatgandaan jumlah angka kemiskinan ini bisa memicu tindak kriminalitas yang lebih banyak.
“Jangan sampai dampak dari covid ini kehidupan keluarga menjadi berubah karen afaktor-faktor yang tidak diinginkan, karena kegelisahan dan tidak punya harapan. ‘Aisyiyah harus mampu memberikan harapan kepada saudara-sudara kita, dan itu selama ini sudah kita tunjukkan. Di situlah eksistensi ‘Aisyiyah seperti saat ini,” tambahnya.
Dia berkeyakinan, dalam situasi sulit seperti saat ini, kader, warga dan pimpinan ‘Aisyiyah memiliki kepekaan terhadap keadaan sosialnya. Keberadaan dan tindakan yang mereka lakukan sebagai bentuk eksistensi keberadaan ‘Aisyiyah untuk kepentingan umat dan keselamatan bangsa.
Oleh karena itu, tema milad kali ini sebagai peneguh, merawat dan melestarikan gerakan ta’awun yang selama telah dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Perintah Ta’awun dalam Kitab Suci Al-Qur’an telah terpatri dan menjadi jiwa motor pengerak untuk melakukan pertolongan kepada umat, bangsa dan kemanusiaan semesta.
“Ayat tersebut terpatri dalam hati dan pikiran kita, sehingga gerakan ta’awun mewujud dalam gerakan kolektif organisasi. Kita peduli, empati dan berbagi, serta berpihak kepada suadara-sudara kita,” tuturnya.
Maka milad ini sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT untuk kepentingan dalam berkontribusi kepada umat, bangsa dan kemanusiaan semesta. Noordjannah mengajak kepada segenap kader Persyarikatan supaya aktif menjadi pelaku, penggerak untuk mengukir sejarah dalam peran berbangsa, bernegara dan atas kepentingan memperjuangan nilai-nilai kemanusiaan semesta.
“Kepada seluruh kader ‘Aisyiyah kita harus berada dalam satu barisan yang kokoh dalam menjalankan kebijakan dan langkah-langkah organisasi untuk kepentingan umat dan bangsa, dan untuk mempertinggi martabat perempuan, melindungi anak-anak dan orang miskin. Kita wajib terus berjuang untuk mencapai kehidupan yang lebih adil,” kata Noordjannah.