Migrasi TV Digital: Masyarakat Cemas, Pedagang STB Panen
Masyarakat di kawasan Jabodetabek yang belum melengkapi pesawat televisi dengan Set Top Box (STB), cemas dan kelimpungan. Bak orang kecanduan obat. Sebab pasca dihentikannya siaran TV analog dan bermigrasi ke TV digital, mereka tidak bisa mengikuti siaran televisi dari stasiun manapun.
Masyarakat yang menyukai acara tertentu, seperti drama Korea, olahraga terlihat gelisah, marah dan mengumpat pemerintah. Ada pihak diuntungkan dari program migrasi ke digital, mereka adalah pedagang STB.
Sedang yang rugi adalah masyarakat kecil. Sebab supaya bisa menangkap siaran tv digital masyarakat harus membeli alat STB yang harganya beragam Rp250 sampai Rp300 ribu per unit, bahkan ada yang lebih mahal untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik.
Sejumlah pedagang STB di pusat pertokoan elektronik Glodok Jakarta Barat, omset penjualan mereka naik signifikan hingga 1.000 persen. Bahkan ada beberapa tokoh yang kehabisan stok, dan haru menunggu beberapa lagi.
"Sejak siaran analog resmi ditutup 2 November 2022, orang berbondong-bondong mencari STB," kata Hendrik, seorang pedagang elektronik di Glodok, Minggu, 6 November 2022.
Berbeda dengan seorang warga mengatakan seharusnya pemerintah benahi dulu aturannya. PP yang dikeluarkan pemerintah kan sudah dibatalkan MA, kenapa masih dipakai? Kalo alasannya baik atau tidak baik, menurut kaca mata siapa?
Sebab ngototnya pemerintah melaksanakan PP yang sudah dibatalkan MA bisa menimbulkan kecurigaan bahwa ini pesanan tv raksasa agar bisa menguasai kue iklan akibat matinya tv-tv lokal. Atau kalau tidak mati tv lokal harus sewa slot multipleksing ke tv besar. Bisa juga ada kecurigaan ngototnya pemerintah agar bisa menciptakan proyek pengadaan STB.
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan pemadaman siaran TV analog di Jabodetabek dan ratusan daerah lainnya tak lepas dari proses penyaluran dan saran pembelian Set Top Box (STB).
STB sendiri merupakan alat untuk mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara yang dapat ditampilkan di TV analog biasa. Namun demikian, ada perangkat TV yang sudah bisa mengakses sinyal digital tanpa memerlukan tambahan STB.
Dedy Permadi menambahkan, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu STB jika TV yang digunakan sudah berbasis digital. "Televisi yang sudah mampu mengakses sinyal digital tidak memerlukan alat bantu," kata dia, beberapa waktu lalu.
Lantas, bagaimana cara mengetahui TV sudah dapat mengakses digital atau belum? Berikut cara mengecek apakah TV sudah digital atau belum:
Periksa fitur HDTV
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengecek TV sudah digital atau belum adalah dengan memeriksa fitur HDTV yang biasanya terdapat pada bodi TV.
Pada TV yang sudah mendukung siaran digital, Anda bisa lihat label maupun jack input built-in HDTV, DTV, Digital Ready, HD Ready, Digital Tuner, Digital Tuner Built-In, Digital Receiver, dan lainnya.
Jika Anda tidak dapat menemukan salah satu dari label tersebut, maka kemungkinan perangkat televisi Anda belum bisa mengakses sinyal digital.
Cari tahu spesifikasi
Cara lainnya adalah dengan memeriksa spesifikasi TV yang Anda miliki atau yang Anda ingin dibeli. Untuk mengecek itu, Anda cukup memasukkan nomor model televisi Anda di halaman resmi merek TV tersebut atau melakukan pencarian di internet.
Cek TV di Situs Kominfo
Selain kedua cara tersebut, Kominfo juga menyediakan laman khusus bagi masyarakat untuk memastikan apakah perangkat TV sudah mendukung siaran digital atau belum.
Pada kolom kategori, pilih opsi "Televisi". Lalu isi merek dan model sesuai dengan televisi Anda. Jika merek dan tipe TV Anda tertera, berarti perangkat televisi Anda sudah dapat menerima sinyal digital dan tidak memerlukan STB lagi.
Cari saluran digital
Cara terakhir dan paling mudah untuk mengetahui TV sudah digital atau masih analog adalah dengan mengetesnya. Anda tinggal cari atau search channel dengan remote TV .
Jika muncul pilihan DTV atau channel digital, berarti televisi Anda sudah bisa terima siaran digital. Kalau tidak ada sama sekali, sudah dipastikan adalah TV analog karena televisi Anda tidak dapat menangkap channel TV digital.
4 Tips Pilih Set Top Box (STB) TV Digital Asli dan Bersertifikat Kominfo di Pasaran
Berikut adalah empat tips pilih Set Top Box atau STB asli dan bersertifikat Kominfo yang bisa diikuti:
a. Pilih yang bersertifikat dari Kominfo
Ini masuk dalam tips utama Set Top Box (STB) TV digital yang aman digunakan sebab Set Top Box (STB) dijamin bisa digunakan dengan baik
Selain itu semua fitur digital yang berada dalam Set Top Box (STB) bisa berfungsi dengan optimal apabila Anda menggunakan Set Top Box (STB) yang bersertifikat Kominfo.
b. Sesuaikan dengan kebutuhan
Tips selanjutnya yang bisa membuat Set Top Box aman digunakan adalah dengan menggunakannya sesuai kebutuhan Anda. Oleh karena itu, Anda harus terlebih dahulu mengetahui fitur apa yang Anda inginkan dari STB.
Jangan sampai Anda tidak memahami perihal fitur yang Anda inginkan untuk menunjang kualitas tayangan di TV Anda. Ini disebabkan apabila STB beda merek dan harga maka akan berimbas pada fitur yang akan tersedia dalam Set Top Box (STB) tersebut.
c. Cari Review
Ini termasuk tips penting apabila Anda ingin membeli Set Top Box (STB). Dengan membaca review, maka Anda akan tahu kekurangan, kelebihan dan fitur dalam suatu Set Top Box (STB) yang mana merupakan bagian dari ciri aman STB aman digunakan.
d. Cari tanda khusus di kemasan
Dengan membeli Set Top Box (STB) yang memiliki tanda khusus dalam kemasannya, bisa memastikan bahwa Set Top Box (STB) tersebut aman dan resmi untuk digunakan.
Adapun tanda khusus dalam kemasan Set Top Box (STB) tersebut, seperti berikut:
Tulisan DVB-T2
Set Top Box fungsinya adalah menangkap siaran digital ke perangkat televisi analog, sedangkan Android TV Box mengubah televisi konvensional menjadi TV pintar atau smart TV. Pengguna smart TV ini akan bisa menonton layanan streaming berbayar atau konten YouTube di televisi biasa.
Karena berbasis Android, tampilan antarmuka perangkat televisi pun mirip dengan tampilan di ponsel. Nantinya smart TV dengan berbagai sistem operasi, bukan hanya Android.
Sementara itu, pada STB, siaran televisi terestrial yang ditangkap adalah siaran yang tidak berbayar atau free to air. Setelah memasangkannya di televisi analog, pengguna akan bisa menonton siaran televisi biasa, hanya saja yang ditangkap adalah siaran digital, bukan analog.
Siaran terestrial digital, di mana saja perangkat berada, selama bisa menangkap sinyal, bisa mendapatkan siaran televisi dengan jernih. Untuk itu, pada siaran digital hanya akan mengenali dua pilihan, yaitu ada siaran atau tidak ada siaran sama sekali (blank).
Tidak akan ada lagi cerita siaran televisi yang layarnya bergoyang, keluar titik, bagaikan semut berjalan ataupun seperti hujan di layar kaca.
Sementara itu, di siaran terestrial yang analog, kedekatan lokasi perangkat televisi dengan infrastruktur akan membuat kualitas gambar siaran yang ditangkap makin baik. Sebaliknya, makin jauh perangkat, sinyal yang ditangkap makin lemah sehingga gambar tidak jernih.
Atau kualitas gambar siaran bisa semakin buruk jika cuaca tidak baik, misalnya berangin atau turun hujan.
Penjualan Set Top Box sudah tersedia di pasaran, baik di toko offline maupun online. Hanya saja, perhatikan sertifikasi dari Kominfo sebagai bentuk jaminan bahwa STB itu dapat digunakan.
Contoh STB bersertifikat Kominfo
Jika masih ragu, berikut ini adalah beberapa merek STB yang bersertifikat Kominfo, harga bervariasi dari ratusan ribu hingga lebih dari satu juta rupiah:
Nexmedia (NA1300/DVB-T2 MPEG4 HD)
Polytron (PDV 600T2)
Ichiko (8000HD)
Akari (ADS-2230
ADS-168 dan ADS-210)
Venus (Brio)
Tanaka (T2)
Matrix (Apple)
Evercoss (STB1).