Mie Ramen, Hidangan Khas Jepang yang Lagi HIts
Masyarakat Indonesia selama ini sudah cukup akrab dengan masakan berbahan dasar mie. Antara lain, mie ayam dari Jawa Tengah, mie Jawa atau mie tuk-tuk dari Jawa Timur, soto mie dari Bogor dan mie kocok dari Bandung.
Sekarang, ada satu jenis mie lagi yang semakin disukai masyarakat, yaitu 'mie ramen'. Mie yang satu ini merupakan salah satu hidangan khas Jepang yang sangat populer di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Ramen dibuat dengan bahan gandum dan garam, kemudian dicampur dengan air dan direbus. Mie ramen juga dibuat dengan bumbu khas Jepang seperti miso atau pasta kacang kedelai, shoyu atau kecap asin dan shio atau garam.
Orang Jepang menyebut ramen sebagai chuka soba atau shina soba karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mie.
Cara menyajikannya, mie dimasukkan ke sebuah mangkuk yang berisi kuah, yang terbuat dari berbagai jenis kaldu, ditambah topping sayuran dan beberapa jenis daging, bisa daging ayam atau sapi.
Setiap kedai ramen memiliki ciri khas tersendiri dalam menyajikan hidangan. Namun, pada dasarnya ada empat jenis ramen yang paling populer. Masing-masing dibedakan dari kuahnya.
Selain kuah, alasan masyarakat Indonesia menyukai ramen adalah karena adanya aneka tambahan topping yang beragam. Ada banyak topping yang digunakan dalam kuliner khas Jepang ini. Ramen memiliki pilihan topping mulai dari irisan daging sapi hingga ayam.
Ramen yang memiliki rasa super nikmat ini adalah salah satu makanan yang sangat direkomendasikan untuk mereka yang memang pecinta mie.
Meskipun ramen adalah salah satu olahan makanan khas negara Jepang, sekarang berkembang beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Salah seorang penggemar mie asal Surabaya, Mariska, menilai, mie ramen lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah atas. Sebab untuk mencicipi mie jepang ini, harga per porsinya berkisar Rp75 sampai Rp100 ribu.
"Enak sih enak, tapi harganya itu loh yang membuat maju mundur. Kalau saldo di dompet pas-pasan, lebih baik makan mie Jawa saja, rasanya nggak jauh beda kok. Cuma namanya yang keren," katanya sambil tertawa.
Ngobibareng.id juga sempat mencicipi mie ramen di Restoran Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta. Enak memang, mienya lebih tipis dan halus, olahan kaldunya itu yang membuat mie ramen berbeda dengan mie lokal.
Mennurut pelayan restoran, cukup banyak tamu yang menyukai. Sebab itu, mie ramen menjadi salah satu menu andalan di Resto Sultan.
Sejarah Mie Ramen Mengutip dari Japan Center, restoran ramen pertama di Jepang adalah Rairaiken yang berdiri pada tahun 1910 dan berlokasi di Sushi Yokocho, Asakusa. Pendirinya adalah Kanichi Ozaki dan telah mempekerjakan 13 koki Cina yang berasal dari Nankimanchi dan Yokohama.
Rairaiken menciptakan resep baru untuk menu ramen dengan kaldu yang dibuat dari tulang ayam. Kuah ramen juga diberi tambahan resep kecap asin soyu. Ramen juga disajikan dengan pugasan daging bakar, rebung, dan irisan daun bawang.
Berikut beberapa ramen yang menjadi favorit. Shoyu ramen adalah yang paling umum dijual. Memiliki kaldu berwarna cokelat yang merupakan hasil dari rebusan daging dan berbagai sayuran.
Shio ramen merupakan jenis ramen tertua. Shio ramen disajikan tanpa kecap asin, akan tetapi dibumbui garam sehingga warna kaldunya kekuningan
Kemudian miso ramen. Ramen ini memiliki kuah yang lebih kental seperti kare. Miso adalah salah satu bahan masakan Jepang yang berbentuk pasta dan terbuat dari campuran fermentasi kedelai yang direbus dengan garam.
Penikmat mie ramen dapat menentukan pilihan sesuai dengan selera.