Meski Menang Besar, Jurgen Klopp Tak Puas
Jurgen Klopp memang senang dengan kemenangan 5-2 Liverpool atas Everton, pada Kamis 5 Desember 2019 dini hari WIB tadi. Namun, ia tak sepenuhnya puas dengan momen-momen dimana gawang timnya kebobolan.
Di pertandingan lanjutan Premier League itu, Liverpool unggul 2-0 lebih dulu lewat Divock Origi di menit ke-6 dan Xherdan Shaqiri pada menit ke-17.
Namun, keunggulan itu membuat mereka ceroboh. Akibatnya, mereka kebobolan di menit ke-21 oleh gol yang dilesakkan Michael Keane.
Meski akhirnya Origi dan Sadio Mane menambah keunggulan untuk Liverpool, namun gol Richarlison di pengujung babak pertama benar-benar mengusik ketenangan Jurgen Klopp.
Klopp mengatakan, dua gol ini harus menjadi pelajaran bagi timnya agar keunggulan tak membuat anak buahnya lengah.
“Dari waktu ke waktu cara bertahan kami agak usang. Mereka (Everton) memiliki banyak situasi bola kedua. Ketika ada bola kedua, mereka memiliki pengaturan yang bagus untuk itu (memecah konsentrasi pertahanan Liverpool),” ujar Klopp.
“Semuanya bagus sampai 4-1. Tetapi pada posisi 4-2, saya tidak terlalu suka karena injury time tiga menit, dua menit kami melakukan umpan-umpan ofensif,” katanya menyoal para pemainnya yang tak memilih mencari aman.
“Itu tidak masuk akal, tapi kita harus belajar.”
Pada pertandingan ini, pelatih asal Jerman itu membuat lima perubahan pada komposisi timnya. Ia mengistirahatkan Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Jordan Henderson, Alex Oxlade-Chamberlain ditempatkan ke bangku cadangan dan Fabinho absen karena cedera. Sementara Alisson Becker terkena larangan bermain usai menerima kartu merah di laga sebelumnya.
Klopp mengatakan, dia hanya harus menghormati para pemainnya dengan memberi mereka kesempatan di tim utama setiap saat. Dengan begitu, ketimpangan jam terbang antara pemain inti dengan cadangan bisa diminimalkan.
"Banyak momen sepakbola hebat dalam pertandingan itu," lanjut pelatih Jerman itu mengenai penampilan lima pemain yang ia turunkan.
“Kami membuat lima perubahan, saya harus menunjukkan rasa hormat kepada anak-anak, apa yang mereka lakukan dalam latihan dan semua hal mengenai talentanya.”
"Saya memiliki banyak pasukan berkualitas, sehingga harus menunjukkannya dari waktu ke waktu."