Meski Ditemui Ikhsan, Pendemo Masih Kecewa Dengan Keputusan PPDB
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan akhirnya menemui para pendemo yang sejak siang hari melakukan aksi di Kantor Dinas Pendidikan Jalan Jagir Wonokromo.
Saat menemui para pendemo sekitar pukul 20.00, Ikhsan mengatakan, keputusan zonasi akan tetap dilaksanakan namun, ada penambahan pagu perombel.
"Dari 32 rombel bisa ditambah menjadi 34 sampai 38. Dengan penambahan ini semoga anak bapak ibu bisa diterima di sekolah yang diharapkan," ujarnya, Kamis, 20 Juni 2019 di depan kantor dinas pendidikan Surabaya.
Penjelasan Ikhsan ini tidak disambut baik para pendemo yang merasa tetap saja dirugikan dengan sistem zonasi. Mereka juga kecewa karena tuntutan sebelumnya dipenuhi.
Maryadi (43 tahun), salah satu wali murid yang juga peserta aksi mengatakan, tidak puas dengan keputusan yang dibacakan, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena sudah keputusan final.
"Kecewa, ya kecewa karena tidak sesuai harapan. Mau bagaimana lagi, saya berdo'a saja agar anak bisa masuk dalam penambahan pagu," ujar pria asal rungkut ini.
Menurutnya, tujuan pemerintah untuk pemerataan pendidikan memang baik tapi tak dibarengi dengan pemerataan infrakstrutur yang sama.
"Tidak semua wilayah punya sekolah negeri, ini yang terlalu dipaksakan," katanya.
Begitu juga Juwaliya, wali murid asal Dukuh Setra mengaku dengan terpaksa menerima keputusan dinas pendidikan.
"Mau gimana lagi, semoga bisa masuk penambahan pagu, kalau tidak ya binggung mau sekolah kemana anak saya," kata juwaliyah, 32 tahun.
Ia mengaku, memperjuangkan hak anaknya untuk sekolah negeri karena biaya pendidikan di sekolah swasta yang mahal.
Namun, beberapa wali murid yang memang tak terima terus berusaha terus menyampaikan tuntutannya kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (pts)