Mesin Tempering Otomatis Rancangan Dosen Unesa, Bantu Petani Kopi
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil biji kopi terbanyak di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui hal ini bahkan, orang Indonesia sendiri.
Salah satu kendala untuk memperkenalkan biji kopi Indonesia adalah proses produksinya. Untuk meningkatkan produksi Kopi Ledug yang dibudidayakan dan diproduksi Gapoktan Mitra Karya Tani di daerah lembah, kawasan Ledug, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur beberapa dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membuat inovasi.
Para dosen Fakultas Teknik Unesa yang membuat inovasi itu terdiri dari Setya Chendra Wibawa, S.Pd., M.T., Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi., M.M dan Dyah Riandadari, S.T., M.T.. Mereka membuat inovasi lewat Program Kemitraan Masyarakat yang didanai Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Anggaran 2021. Para dosen ini menawarkan rancang bangun teknologi tepat guna (TTG) berupa pengembangan mesin pendingin biji kopi untuk standarisasi kualitas dan meminimalisir kerusakan hasil penggorengan dan pendinginan.
"Mesin ini memiliki kelebihan, yakni proses pendinginan biji kopi lebih cepat yakni hanya sekitar 45 menit, sementara sebelumnya memakan waktu sampai 75 menit," ujar Setya Chendra Wibawa, Ketua PKM.
Setya menjelaskan, mesin itu memiliki kapasitas sekitar 280 kg dan berbeda jauh dari kapasitas sebelumnya yakni hanya sekitar 100-125 kg saja. Tentu mesin tersebut sudah otomatis menggantikan sistem pendinginan yang sebelumnya masih manual.
Menurutnya, dari segi manajement mesin ini akan meningkatkan produksi biji kopi. Selain itu, pemasaran juga bisa dilakukan melalui e-commerce.
“Selama ini, sistem pemasaran produk mitra sudah online, tapi belum maksimal, karena itu kita optimalkan agar makin efektif dan efisien,” ujar Setya.
Kata dia, Kopi Ledug selain memiliki cita rasa yang beragam dengan sistem pemetikan dan produksinya yang khas. Kelebihan ini bisa mengangkat nilai jual dan peluang sebagai basis wisata. Suasana hamparan perkebunan kopi yang memesona cocok dikembangkan sebagai wisata Kopi Ledug.
Ke depannya, Mitra Karya Tani berencana mengembangkan wisata edukasi kopi. Pengunjung selain bisa menikmati varian kopi lereng Gunung Welirang itu, juga bisa merasakan dan belajar langsung mulai dari cara budi daya kopi, roasting, hingga cupping kopi.
Nantinya akan ada kelas untuk menunjang hal tersebut, pengunjung bisa belajar dan menambah wawasan tentang kopi di sana.
Potensi dari perpaduan cita rasa dan wisata edukasi kopi itulah yang menurutnya perlu disebarkan secara luas. Ia berharap, dengan bantuan pemanfaatan teknologi tepat guna dan manajemen pemasaran berbasis teknologi digital itu bisa meningkatkan produktivitas produksi dan menaikkan angka penjualan Kopi Ledug.
“Kita niatnya bantu para petani kopi, dan dorong kemajuan bisnis kopi di sana (Prigen),” ucapnya.
Advertisement