Meriahnya Gebyar Hari Anak Nasional di Kota Pasuruan
Anak disebut berprestasi bukan karena peringkat dan nilai rapor sekolahnya. Bukan semata karena prestasi akademiknya yang berderet. Karena masing-masing anak memiliki keunikan, minat, dan bakatnya yang tidak sama dengan temannya. Inilah yang menjadi topik Gebyar Hari Anak Nasional (HAN) Kota Pasuruan.
Semua pihak diajak berpikir detail lagi bagaimana anak-anak hari ini. Menilai keistimewaan anak hanya dari prestasi akademiknya adalah kekeliruan dan sudah ketinggalan jaman. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pasuruan kemudian mengusung sub tema gebyar HAN 'Pahami Hargai'.
"Gebyar Hari Anak Nasional tahun ini kami menampilkan anak-anak istimewa Kota Pasuruan dengan segala keunikannya. Dari pendidikan formal pun dari pendidikan non formal seperti Pesantren. Pun dengan anak-anak disabilitas atau anak berkebutuhan khusus. Sebagai bukti bahwa Kota Pasuruan adalah Kota Layak Anak," ujar Nyoman Swasti Kepala DP3AKB Kota Pasuruan, Minggu, 28 November 2021.
Kota Pasuruan yang memiliki potensi termasuk anak-anaknya coba disajikan di acara ini. Penampilan musik akustik dari anak disabilitas Kota Pasuruan membuka acara yang bertempat di Valencia Resto Kota Pasuruan itu.
Kemudian ada penampilan pendekar-pendekar kecil berusia empat tahunan dari Panglerman Mancilan. Tarian Larung Segoro, tarian Keluwung Emas, dan band anak muda Kota Pasuruan yang sudah menghasilkan mini album Trilogic.
Ratusan anak dilibatkan dalam acara ini. Mereka berasal dari Forum Anak Kota Pasuruan. "Memang benar sudahkah orangtua hari ini memahami dan menghargai anak-anaknya? Mendengarkan keinginan dan mendukung keputusan anak-anaknya. Bukan hanya menasehati saat mereka disalahkan," ujar Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo saat membuka acara tersebut.
Mas Adi sapaan akrabnya mengungkapkan, Kota Pasuruan pasti punya banyak potensi dan prestasi anak-anaknya. Ia menilai penghargaan pada anak-anak memang bukan lagi jamannya hanya pada prestasi akademik.
"Anak-anak yang ditampilkan hari ini punya keunikannya masing-masing. Saya setuju bahwa orangtua harus bisa memahami dan menghargai anak-anaknya. Karena setiap zaman punya perbedaan," jelas Mas Adi.
Di akhir acara juga digelar dialog singkat dengan menghadirkan Annabella atlet biliar asal Kota Pasuruan yang meraih perak di PON Papua kemarin. Kemudian Ernest seorang siswa SMPK Sang Timur yang memiliki hobi koleksi reptil.
Ernest bukan anak berprestasi di sekolahnya, tapi dia memiliki kemampuan berinteraksi lebih dekat dengan anak-anak lain untuk mengenalkan reptil koleksinya. Ya, masing-masing anak memiliki perbedaan, keunikan, dan mimpi yang tak sama.
Advertisement