Mereka Tersengat Keindahan Pulau Penyengat. Sail to Indonesia
Puluhan peserta Wonderful Sail to Indonesia 2018 terpesona dengan keindahan alam dan budaya di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Salah satunya keragaman yang ada di Pulau Penyengat.
Mereka menikmati berbagai sajian mulai dari kuliner, keindahan arsitektur melayu serta sejarah kerajaan Melayu yang banyak tersimpan di Pulau Penyengat.
Tidak ketinggalan keindahan Masjid Sultan Riau atau yang juga dikenal dengan Masjid Pulau Penyengat. Konon, masjid yang dominan dengan warna kuning itu dibuat dengan menggunakan putih telur sebagai perekat bangunan.
Sebanyak 20 kapal yacht dari berbagai negara yang membawa 40 wisatawan mancanegara memasuki wilayah perairan Tanjungpinang sejak Sabtu 3 November, malam.
Mereka melempar jangkar di dekat Pelabuhan Sri Bintan Pura. Selain beristirahat, mereka juga memanfaatkan waktu turun ke darat untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Mulai dari logistik hingga kebutuhan kapal.
Baru pada Ahad (4/11) peserta diajak menelusuri berbagai destinasi di Kota Tanjungpinang dalam tur yang disiapkan Pemerintah Kota Tanjungpinang dan didukung Kementerian Pariwisata.
Sekitar pukul 09.00 WIB, para wisatawan peserta Wonderful Sail to Indonesia berkumpul di dermaga Pelabuhan Sri Bintan Pura. Dengan menggunakan tiga pompong (perahu kayu bermesin tempel), para peserta berangkat ke Pulau Penyengat melalui dermaga Balai Adat Pulau Penyengat.
Sesampainya di sana, peserta disambut Wali Kota Tanjungpinang Syahrul bersama Plt Kadisbudpar Kota Tanjungpinang Raja Kholidin serta jajaran terkait. Mereka berjalan menyusuri Balai Adat Penyengat (replika rumah adat Melayu) sebagai tujuan pertama. Di bangunan dengan arsitektur Melayu yang jadi tempat atau balai pertemuan warga ini, para wisatawan disambut dengan Tari Gazal.
Mereka juga dikenakan Tanjak (ikat kepala) yang jadi lambang kewibawaan masyarakat Melayu serta syal yang diberikan langsung Walikota dan jajaran terkait. "It's so beautiful," ujar salah seorang peserta saat melihat kemegahan Balai Adat Penyengat.
Ketika memasuki bangunan, para peserta semakin terpesona dengan meriahnya warna kuning, merah dan hijau yang menjadi ciri keindahan budaya Melayu. Tidak cukup sampai disitu, mereka juga dengan seksama melihat baju khas Melayu yang dipajang di dalam balai adat.
Sebagian dari mereka juga dengan serius membaca cerita sejarah atau sekelumit informasi tentang Pulau Penyengat. Sebelum kemudian para peserta diajak duduk bersama, menikmati makanan khas dengan suguhan tarian dan musik melayu.
Setelah dari Balai Adat, peserta kemudian berkeliling ke berbagai tempat di Pulau Penyengat. Seperti Makam Raja Abul Rahman, Istana Kantor Raja Ali, Makam Engku Putri, Makam Raja Ali Haji dan terakhir Masjid Pulau Penyengat.
Walikota Tanjungpinang, Syahrul, menyatakan gembira menyambut kehadiran wisatawan mancanegera peserta Wonderiful Sail to Indonesia 2018. Ini adalah kali keenam Kota Tanjungpinang menjadi lokasi singgah para peserta Wonderul Sail to Indonesia.
"Untuk tahun ini jumlah perahu (yacht) yang memasuki perairan kita di Tanjungpinang sebanyak 20," ujar Syahrul.
Mereka berasal dari banyak negara. Seperti Australia, Amerika, Swiss, Prancis, Selandia Baru, Jerman dan lainnya.
Syahrul mengatakan, pemerintah kota bersama warga menyambut dengan baik para wisatawan ke Pulau Penyengat. Diharapkan para wisatawan dapat menikmati kekayaan sejarah yang ada di pulau ini.
"Kami sangat berharap kehadiran para wisatawan kembali ke Tanjungpinang," ujar dia.
Frank-Ulrih, yachter asal Jerman yang juga menjadi leader dari peserta Wonderful Sail to Indonesia di Tanjungpinang ini, mengatakan telah menantikan keikutsertaanya di Wonderful Sail to Indonesia sejak tahun lalu. Ia sangat tertarik dengan kegiatan berlayar mengunjungi berbagai pulau di Indonesia.
Indonesia dikatakannya merupakan negara yang menarik. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak pulau dan perairan yang sangat menarik untuk disinggahi para pelayar. Keindahan bawah laut, budaya dan potensi wisata lainnya membuat ia sangat tertarik mengikuti Wonderful Sail to Indonesia.
"Apa yang menjadi ekspektasi saya, 100 persen benar apa adanya," ujar Frank.
Wonderful Sail to Indonesia adalah reli wisata layar yang berlangsung selama lima bulan dari Juni hingga November 2018, melintasi sepanjang 7.000 kilometer perairan nusantara. Para pelayar masuk melalui entry port debut di Kabupaten Maluku Tenggara dan exit port di Bintan, Kepulauan Riau.
Selama perjalanan itu para peserta singgah di 53 destinasi di wilayah perairan Indonesia. Tanjungpinang adalah destinasi terakhir sebelum akhirnya para peserta akan masuk ke exit port di Bintan.
"Memang dari seluruh perjalanan kami, terlalu banyak undangan untuk acara seremonial. Tapi ternyata, semua itu adalah hal yang menyenangkan. Kami tidak akan pernah melupakannya, karena semuanya sangat menarik bagi kami," ujar Frank.
Frank yang berlayar bersama istrinya, Dorsi, mengatakan, selama perjalannya mengarungi perairan Indonesia, ia melihat kayanya budaya yang dimiliki Indonesia. Ia juga melihat dan merasakan langsung ramah dan hangatnya sambutan masyarakat Indonesia.
"Kami datang dari budaya dan agama yang berbeda, tapi disini kami jadi mengerti budaya kalian. Indonesia adalah destinasi wisata yang sangat baik," kata dia.
Frank bahkan tidak ragu untuk menyebut bahwa Indonesia adalah laiknya surga bagi wisatawan. "Indonesia is heaven for us," ujar Frank.
Keberadaan para yachter peserta Wonderfu Sail to Indonesia di Tanjungpinang tidak hanya sampai di hari ini. Setelah malam hari mengikuti gala dinner, pada Senin (5/11) esok, para peserta akan diajak city tour menjelajahi Kota Tanjungpinang.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata, Masruroh, mengatakan Kementerian Pariwisata mendukung acara ini sebagai bagian dari promosi pariwisata dalam upaya mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara di 2018.
Menurut Masruroh, kehadiran para Yachter dunia ini akan menjadi sarana promosi yang efektif bagi pariwisata Tanjungpinang. Karena umunya para yachter itu tergabung dalam satu komunitas yang terdiri dari banyak anggota di seluruh dunia.
Dengan kehadiran mereka langsung ke Tanjung Pinang, diharapkan mereka bisa meneruskan informasi dan promosi akan keindahan Tanjungpinang kepada rekan-rekan mereka sesama yachter.
"Selain tentunya akan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat dari uang yang para yachter belanjakan di Tanjungpinang. Mulai dari kebutuhan mereka di atas kapal dan banyak hal lainnya seperti souvenir dan lainnya," kata Masruroh.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik terselenggaranya kegiatan Wonderful Sail to Indonesia dimana salah satunya singgah di Kota Tanjungpinang. Menurutnya Tanjungpinang merupakan daerah strategis yang dapat menjadi pintu masuk bagi para yachter internasional.
"Saya sudah menetapkan Tanjungpinang sebagai pintu gerbang bahari Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya.
Dukungan dan kerjasama yang baik dari masyarakat tentunya akan membuat para yachter merasa nyaman dan memilih Tanjungpinang sebagai lokasi mereka singgah kedepannya. (*)