Virus Corona Bikin Pengusaha Minuman Herbal Tradisional Untung
Panik yang berlebihan terhadap merebaknya virus corona ternyata malah menguntungkan pengusaha minuman herbal tradisional. Tentu saja, mereka untung bukan karena menimbun barang kemudian menaikkan harga, tapi memang karena permintaan yang meningkat.
Salah satunya yang dialami oleh Heru Prayitno, usia 46 tahun. Dia salah satu pemilik usaha minuman tradisional yang ada di Banyuwangi. Sejak virus corona merebak, dia mengaku permintaan minuman tradisional produksinya semakin meningkat.
"Biasanya kita sehari 50 box, sekarang kita bisa sampe 150 kotak per hari," kata Heru Prayitno, Rabu, 4 Maret 2020.
Minuman tradisional buatan Heru Prayitno terdiri dari temulawak cair, temulawak celup, jahe rempah celup, jahe sirih kunyit celup dan lain-lain.
"Kalau yang cair bertahan hingga tujuh hari kalau yang celup bisa sampai dua tahun," katanya.
Produk minuman tradisional buatannya tidak hanya diminati di dalam negeri. Temulawak celup yang diproduksinya juga sudah menembus pasar Singapura bahkan sampai Turki. Yang terbaru dia telah melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan di India.
"Mungkin ini hikmah. Gara-gara virus corona alhamdulillah semua teman-teman, akhirnya lari ambil produk temulawak celup," katanya.
Kondisi yang sama juga dirasakan Arif Indaka, 34 tahun. Warga Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi ini mengaku usaha ekstrak minuman tradisional yang digelutinya juga laris manis pasca menyebarnya wabah corona ini. Dia memproduksi ekstra temulawak, jahe merah, kunyit asam dan secang.
ā€¯Untuk temulawak jahe sama kunyit naik di atas 500 persen," jelasnya.
Pria yang memulai usahanya sejak tahun 2017 ini menyebut peningkatan pesanan umumnya dari kota-kota besar seperti Surabaya, dan Jakarta.
"Pesanan yang terjauh dari Lombok," katanya.