Rayakan Hari Kartini, 101 Kebaya Dipertunjukkan 13 Desainer
Sebuah peragaan busana (fashion show) bertajuk 'Parade 101 Kebaya Milenial'. Digelar dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, di Atrium Grand City Mall Surabaya.
Acara yang dihelat New Next Management, menampilkan 101 kebaya dari 13 desainer asal Surabaya, juga berkerjasama dengan 13 Make Up Artis (MUA). Masing-masing desainer menampilkan 5 sampai 10 karya.
Emran Nawawi, penyelenggara acara dari New Next Management mengatakan, pangelaran ini merupakan kolaborasi terbesar di Surabaya. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.
"Semuanya terjadi tanpa ada yang dibayar sama sekali. Mereka datang ke sini dan melakukan pameran tanpa dibayar hanya ingin memberikan semangat hari kartini," kata Emran, saat di temui di Atrium Grand City Mall Surabaya, Sabtu, 20 April 2019.
Menurutnya, slogan 'Habis Terang Terbit Gelap' milik ibu kita Kartini singkron dengan semangat generasi muda sekarang yang menampilkan karya seni sesuai dengan keinginan mereka tanpa menggubris orang yang membencinya.
"Jadi di sini semuanya bersatu padu dari mulai desainer, MUA dan lainnya untuk memberikan karya terbaiknya. Jadi nanti habis gelap terbitlah terang," tambah Emran.
Selain itu, Emran juga menjelaskan kebaya milenial yang dihadirkan dalam pameran ini bukan berarti kebaya yang sangat modern.
"Bagi saya, milenial adalah timeless mulai dari pagi hingga ketemu pagi lagi. Maka dari itu, busana-busana kali ini juga busana yang bisa dikenakan setiap waktu. Mulai dari pagi, siang, bahkan malam," tuturnya.
Panggung yang dihadirkan pun, lanjutnya, dibuat berbeda yaitu melingkar layaknya huruf "O" sehingga tampak apik ketika para model berjalan di atasnya.
"Harapannya, rancangan busana para desainer ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman yang lainnya," pungkasnya.
Para model silih berganti mengenakan kebaya rancangan para desainer dipadukan dengan make up yang tidak berlebihan, namun tetap terlihat cantik.
Jayanti Kartini, salah satu desainer menghadirkan busana-busana yang anggun dengan model dress yang memanfaatkan kain brouklat dalam lima busananya.
"Sebenarnya ide desainnya langsung meluncur begitu saja. Kali ini saya mengambil mengambil tema 'Srikandi Dewi-dewi'. Untuk merealisasikannya, saya menghadirkan busana yang seperti ada sayapnya jadi memang agak glamour," tutur Jayanti.
Berbeda dengan Jayanti, Aryani Widagdo menghadirkan busana kebaya yang zero waste, artinya tidak menyisakan kain sebagai limbah.
Aryani yang tak bisa hadir dalam kesempatan ini, di wakilkan Emran Nawawi menjelaskan kebaya zero waste berwarna biru yang dibuat sesederhana mungkin. Namun, tetap dengan model yang glamour .
"Dengan kebaya zero waste ini, anak muda juga akan sadar untuk menjaga lingkungan. Syukur-syukur terinspirasi untuk membuat kreasi serupa," ujar Emran. (pts)
Advertisement