Merawat Nilai-nilai Agama di Tanah Air, Ini Tugas Muhammadiyah
Peran pemerintah dan Muhammadiyah dalam menjadikan Indonesia negara berdaulat adil dan makmur memiliki andil yang berbeda.
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurrahman Kamal menyatakan, pemerintah berperan dalam hal siyasat al-dunya atau menata hal-hal yang berkaitan dengan keduniawaan, sementara Muhammadiyah berperan dalam segi hirasat al-din atau merawat nilai-nilai agama di masyarakat.
“Indonesia ini akan bangkit dengan dua organ yang paling pokok yaitu siyastu al dunya atau menata dunia. Tugas ini dijalankan para pejabat negara seperti walikota. Maka Muhammadiyah tidak terlalu ribut dalam urusan ini. organ kedua ialah hirastu al din atau menjaga agama, inilah peran yang dijalankan Muhammadiyah,” ujar Fathurrahman dalam acara tabligh akbar di Banjarmasin pada Senin 31 Januari 2022.
Kontribusi untuk Bangsa
Dalam sejarahnya, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang banyak baik bidang pendidikan, sosial maupun pemikiran keagamaan yang mencerahkan. Tidak hanya jumlah fasilitas sosial yang terhitung banyak hingga sampai tempat-tempat pelosok tanah air, tapi juga Muhammadiyah berperan menggerakan semangat rasionalisasi untuk melakukan pelbagai demistifikasi dan demitologisasi dalam rangka mencerahkan kualitas alam pikiran anak bangsa.
“Saya jamin, dalam ideologi gerakannya tidak pernah berhitung. Muhammadiyah ini dilahirkan untuk berbuat, dari Muhammadiyah, oleh Muhammadiyah dan untuk Indonesia. Dan sejarah telah membuktikannya,” ujar dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Sejak kelahirannya hingga saat ini, Muhammadiyah tampil mandiri dengan lebih banyak memberi ketimbang menerima. Alasan utama Muhammadiyah lebih banyak memberi, kata Fathurrahman, tidak lain karena ingin melanjutkan misi risalah Nabi Saw yaitu menyebarkan rahmat bagi semesta alam. Konsep rahmat bagi semesta alam yang dipahami Muhammadiyah ialah garansi bagi keselamatan dan kedamaian seluruh umat manusia, tidak hanya untuk umat Islam.
“Muhammadiyah membantu bukan karena dia orang Islam, tapi karena dia manusia. Menebar rahmat tidak hanya untuk orang beriman tapi juga untuk orang non-beriman. Universalitas menjadi doktrin di Muhammadiyah,” terang alumni fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah Kerajaan Arab Saudi tahun 1999 ini.
Salah satu nilai rahmat yang secara praksis langsung dirasakan masyarakat ialah di masa-masa pandemi Covid-19. Bisa dibilang, Muhammadiyah telah totalitas memberikan kontribusi untuk bangsa dalam menghalau laju wabah. Sejak pandemi corona dinyatakan sebagai wabah global, Muhammadiyah langsung aktif melakukan berbagai tindakan-tindakan nyata mengusir mikroba parasit dari ruang-ruang publik.