Meraih Rezeki Setelah Musibah, Ini Doa yang Dianjurkan Ulama
Pandemi Covid-19 ternyata berdampak cukup luas di masyarakat. Di pelbagai bidang sosial, kemasyarakat, budaya, dan tentu saja di bidang ekonomi.
Karena wabah ini telah banyak rencana yang gagal, program yang tertunda, rezeki yang 'lepas' dari tangan, kerugian yang diperoleh dan sebagainya. Namun Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam mengajarkan sebuah doa:
اِنَّا ِللهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. اَللهُمَّ عِنْدَكَ اَحْتَسِبُ مُصِيْبَتِىْ فَأْجُرْنِىْ فِيْهَا وَاَبْدِلْنِىْ مِنْهَا خَيْرًا
INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI'UUNA. ALLAAHUMMA 'INDAKA AHTASIBU MUSIIBATTI FA'JURNII FIIHAA WA ABDILNII MINHAA KHAIRAA
"Ya Allah, di sisiMu aku mengharap pahala dari musibahku. Berilah pahala untukku dalam musibah ini. Dan gantikanlah yang lebih baik dari musibah ini" (HR Ahmad 16343)
Raja Tanpa Istana
Dalam syair shalawat indah dijelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dianugerahkan kekuasaan yang gaib, tidak kasat mata.
Secara makna tersirat dalam hadits berikut:
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﺮْﻭَﺓُ ﺃَﻱْ ﻗَﻮْﻡِ، ﻭَاﻟﻠَّﻪِ ﻟَﻘَﺪْ ﻭَﻓَﺪْﺕُ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻤُﻠُﻮﻙِ، ﻭَﻭَﻓَﺪْﺕُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻴْﺼَﺮَ، ﻭَﻛِﺴْﺮَﻯ، ﻭَاﻟﻨَّﺠَﺎﺷِﻲِّ، ﻭَاﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣَﻠِﻜًﺎ ﻗَﻂُّ ﻳُﻌَﻈِّﻤُﻪُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻪُ ﻣَﺎ ﻳُﻌَﻈِّﻢُ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣُﺤَﻤَّﺪًا، ﻭَاﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥْ ﺗَﻨَﺨَّﻢَ ﻧُﺨَﺎﻣَﺔً ﺇِﻻَّ ﻭَﻗَﻌَﺖْ ﻓِﻲ ﻛَﻒِّ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ، ﻓَﺪَﻟَﻚَ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻭَﺟِﻠْﺪَﻩُ، ﻭَﺇِﺫَا ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ اﺑْﺘَﺪَﺭُﻭا ﺃَﻣْﺮَﻩُ، ﻭَﺇِﺫَا ﺗَﻮَﺿَّﺄَ ﻛَﺎﺩُﻭا ﻳَﻘْﺘَﺘِﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺿُﻮﺋِﻪِ، ﻭَﺇِﺫَا ﺗَﻜَﻠَّﻢَ ﺧَﻔَﻀُﻮا ﺃَﺻْﻮَاﺗَﻬُﻢْ ﻋِﻨْﺪَﻩُ، ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺤِﺪُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ اﻟﻨَّﻈَﺮَ ﺗَﻌْﻈِﻴﻤًﺎ ﻟَﻪُ
Urwah berkata: Wahai kaumku. Demi Allah. Aku telah bertamu kepada raja-raja. Aku pernah ke Kaisar Romawi, penguasa Persi dan Raja Najjasyi. Demi Allah. Tidak pernah kulihat seorang raja yang diagungkan oleh pengikutnya seperti Muhammad shalallahu alaihi wasallam diangungkan oleh Sahabatnya.
Demi Allah. Muhammad tidak mengeluarkan dahak kecuali jatuh ke tangan para sahabatnya lalu ia usapkan ke wajah dan kulitnya. Jika Muhammad memerintahkan maka mereka berebut melakukan perintahnya. Jika Muhammad berwudhu' maka mereka seperti mau perang berebut air wudhu'nya. Jika Muhammad berbicara maka sahabatnya melirihkah suara mereka di dekatnya. Dan mereka tidak ada yang menatap tajam ke arah Muhammad karena mengagungkan Muhammad (HR Bukhari no 2731)
Demikianlah, semoga bermanfaat.
*) Materi ini sebelumnya disampaikan Ustadz Ma'ruf Khozin dalam Halal Bihalal (HBH) virtual bersama Pengurus Cabang Istimewa (luar negeri) Ansor Malaysia dan PP Gerakan Pemuda Ansor.
Advertisement