Meraih Makna Lailatul Qadar, Ini Tausiyah Pakar Tasawuf
"Memahami dan menghayati, pentingnya "mengalami Lailatul Qadar". Yaitu Nuzulul Qur'an dalam diri kita. Sehingga akhlak dan karakter kita berubah menjadi manusia Muttaqin yang sesungguhnya (manusia yang berkarakter dan berakhlak malaikati)."
KH Abdullah Kharisuddin Aqib, pengasuh Pesantren Daru Ulul Albab Kediri memberikan ulasan atas surat Al-Quran ini.
(ِ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ)
[Surat Al-Qadar 1 - 5]
"Sungguh Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) di malam Qadar (malam yang menentukan), tahukah kamu (Muhammad) apa itu Lailatul Qadar. Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat dan ruh silih berganti turun di malam itu, atas izin Tuhannya. Semua urusan sejahtera (sukses) di malam itu, sampai waktunya terbit fajar".
Surat tersebut mengisyaratkan agar kita:
1. Mengetahui bahwa Al-Qur'an turun kepada nabi Muhammad Saw adalah pada suatu malam yang sangat menentukan, yang disebut dengan istilah Lailatul Qadar (LQ). Lailatul Qadar nilainya sangat penting, bahkan lebih bernilai daripada ibadah dan jihadnya Syam'un yang lamanya seribu bulan. Dan kondisi psikologis sang Nabi pada saat itu sangat sejahtera sampai waktu fajar.
2. Memahami dan menghayati, pentingnya "mengalami Lailatul Qadar". Yaitu Nuzulul Qur'an dalam diri kita. Sehingga akhlak dan karakter kita berubah menjadi manusia Muttaqin yang sesungguhnya (manusia yang berkarakter dan berakhlak malaikati).
3. Menyiapkan diri untuk bisa mengalami Lailatul Qadar, yaitu turunnya Al-Quran dalam jiwa kita. Dengan cara mensucikan jiwa kita dengan puasa di siang hari, dan pada malam hari dengan Qiyaamullail, tafakkur, berdzikir di waktu sahur (dini hari, menjelang subuh). (adi)