Meraih Hati Tenteram, Bertauhid Implemetasikan Nilai-nilai Ilahi
Warga Persyarikatan harus terus merawat keimanan dan ketaqwaan. Warga Persyarikatan juga harus menyadari bahwa dibalik segala ikhtiar, kesulitan sebaliknya juga dibalik kesuksesan dan kemajuan yang diperoleh itu ada anugrah dan berkah Allah.
Begitu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam kegiatan Leadership Training Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA), Jumat lalu.
“Berkah itu kebaikan yang melintasi atau utama. Kebaikan yang kita peroleh tidak selalu dengan hukum kausal tetapi kebaikan yang penuh dengan kasih sayang Allah. Ketika kita punya rezeki sedikit cukup dan ketika kita banyak juga cukup dan bisa kita lebih beramal saleh, disitulah rizki membuat kita tuma’ninah dalam hidup itulah berkah. Tapi ketika kita dapat rejeki sedikit resah, ketika memperoleh rezeki banyak merasa tak cukup disitulah hilangnya berkah,” jelas Haedar.
Haedar melanjutkan, seperti itulah cara mengukur berkah bukan hanya soal kecukupan tapi yang memberi arti dan ketentraman hati. Begitu juga ketika mengurus amal usaha ketika mengurus PTMA, di saat kita banyak kesulitan kita selalu optimis untuk membuka ruang usaha, ketika ada banyak kemudahan kita tasyakur dan tidak membuat kita menjadi lalai.
"Apalagi ketika kita maju kemudian kita tetap waspada dan seksama disitulah makna berkah. Apalagi ketika semua yang kita lakukan dan kita peroleh itu memberikan makna baik bagi dalam diri kita maupun keluar,” terangnya.
Ketenangan Ruhani
Ruhani seperti itu, menurut Haedar harus dirawat dengan semakin khusyuk’ beribadah di tengah kesibukan di dalam mengurus amal usaha yang itu sama-sama ibadah.
“Sehingga ketika mengurus amal usaha waktu masuk dzuhur kita sholat berjamaah dan ada juga yang rutin puasa itu bagian yang menyatu dari keduanya. Begitu juga munajat kita kepada Allah agar apa yang kita urus ini dan lakukan ini juga bermakna,” kata Haedar.
Haedar mengimbau agar tidak selalu mengukur berbuat baik dengan uang tetapi dengan kinerja nyata yang nanti berupa pahala sehingga pahala dunia dan pahala akhirat sama-sama menjadi bagian dari mengembangkan amal usaha dan PTMA.
“Disitulah kemana kita bertauhid mengimplementasikan nilai-nilai ilahi itu di dalam diri kita bukan orang bertauhid itu terlihat dalam habluminallah semata tetapi teraktualisasi dalam alam pikiran, jiwa, dan tindakan kita sehingga tauhid illah itu melahirkan ihsan pada kehidupan kita,” pesan Haedar.
Advertisement