Menyusui Ulat di Akhirat, Ogah Punya Anak, Childfree Jadi Pilihan
Di suatu desa di Jawa pada perengahan tahun 1970an, terutama di Mojokerto, Jawa Timur, beredar kisah di kalangan ibu, untuk menjalani kodratnya. Setelah menikah, bersiap-siaplah menjadi ibu dan memelihara sang anak.
Seorang ustadz menyampaikan pesan, "Bila seorang perempuan tidak berkenan untuk mendidik putra-putrinya, kelak di akhirat ia akan menyusui seekor ulat besar"!
Ketika itu, ada fenomena remaja-remaja yang baru menikah tidak segera siap mempunyai anak. Tidak siap untuk hamil. Maka, kalangan juru dakwah mengingatkan tentang pentingnya perempuan pada kodratnya. Tidak menolak masalah reproduksi.
Ketika itu, program Keluarga Berencana (KB) mulai marak diperkenalkan kepada masyarakat. Dua anak cukup!
Memang, setiap kita menjalani hidup dengan pilihan. Tidak mempunyai anak, bisa jadi merupakan pilihan. Tapi, betapa banyak seseorang yang merindukan punya anak tapi tidak juga dikaruniai anak hingga usia senja.
Memang, ada kekhawiran tidak tercukupinya nafkah bila punya anak. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang berdampak serius di masyarakat. Cukup kompleks untuk sekadar memahami masalah kodrat dengan kekhawatiran. Atau adakah pilihan itu lebih terdorong pada kepentingan duniawi semata?
Peringatan Al-Quran
Dalam kehidupan kita di dunia ini, kita selalu cinta dan membutuhkan uang, harta benda, kemewahan dunia. Cintailah dunia dan kemewahannya sewajarnya saja.
Karena segala kemewahan yang ada di dunia itu sifatnya fana dan sementara saja, maka dari itu janganlah kita tertipu oleh permainan dan kemewahan dunia,.
Cara terbaik dalam mencintai kemewahan dunia adalah : Uang dan harta benda yang kita miliki kita jadikan sebagai sarana untuk meningkatkan ibadah, taqwa, untuk mendapatkan ridho dari Allah Swt..
Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt). berfirman :
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬ وَزِينَةٌ۬ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ۬ فِى ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِۖ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. ” (Q. S. Al Hadiid ( 57 ) : 20 )
Fenomena Childfree di Medsos
Berbeda dengan zaman dulu. Kini, di tengah membeludaknya media sosial, ekspresi seseorang mudah tersampaikan lewat akun youtube dan media sosial lainnya, seperti IG dan Facebook.
Muncul fenomena Childfree bermula dari celotehan Gita Savitri Devi atau Gitasav, yang sempat trending di mesin pencarian Google, pekan lalu. Itulah kontroversi soal keputusan untuk childfree atau tidak ingin memiliki anak seumur hidupnya.
Gita Savitri dan suami, Paul Andre Partohap menyebutkan, lebih mudah jalani hidup berumah tangga tanpa memiliki anak.
Penyanyi yang pernah mengisi acara Muslim Travelers di Net TV itu pun tak mau ambil pusing dengan pendapat orang lain yang berbeda pandangan dengannya. Gita Savitri menganggap wajar jika ada netizen yang menentang keputusannya.
Bagi Gita Savitri, netizen yang menghujat hingga mem-bully keputusan childfree sedang letih dan tersiksa akan perannya sebagai seorang ibu.
Benarkah demikian? Ya itu memang argumentasi yang dipilihnya.
Memahami Istilah
Terlebih dulu kita perlu memahami masalah ini dari dua kamus:
1. Oxford Dictionary mendefinisikan child-free sebagai kondisi tidak memiliki anak, terutama karena pilihan.
2. Cambridge Dictionary juga mendefinisikan child-free dengan penggambaran yang hampir sama.
Child-free didefinisikan sebagai istilah yang merujuk pada orang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, atau tempat dan situasi tanpa anak.
Pilihan untuk child-free adalah kebebasan dari masing-masing orang, termasuk perempuan yang akan menjadi ibu dan mengalami proses kehamilan serta melahirkan.
Pelbagai Alasan
Beberapa perempuan memilih untuk child-free dengan pelbagai alasan. Alasan tersebut tentu saja sudah dipertimbangkan dan dipikirkan baik-baik.
Contoh pertimbangan perempuan yang memilih untuk child-free adalah karena soal fasilitas yang layak untuk anak, keuangan atau finansial, pekerjaan yang mengharuskan pindah lokasi, serta lingkungan yang tidak mendukung.
Kasus Miley Cyrus dan Childfree
Miley Cyrus, perempuan artis luar negeri, pernah mengungkapkan bahwa dirinya memilih untuk child-free.
Keputusannya itu diambil setelah ia mempertimbangkan kondisi lingkungan saat ini yang menurutnya kurang ideal sebagai lingkungan untuk membesarkan anak.
Miley hanya akan memiliki anak jika kondisi lingkungan dan Bumi saat ini lebih baik serta ideal untuk merawat bayi.
"Sampai saya merasa bahwa anak saya akan hidup di planet dengan ikan yang hidup di air, saya tidak akan membawa orang lain untuk berurusan dengan hal tersebut," katanya melansir dari Harpers Bazaar.
Kasus Ashley Judd
Beda dengan Miley Cyrus, ada artis lain menghadapi masalah. Ashley Judd mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak memiliki anak alias child-free karena ia menganggap, anak-anak di dunia ini adalah anaknya sendiri.
Ia juga mengatakan kalau ia tidak perlu memiliki anak sendiri ketika di dunia ini masih banyak anak yatim piatu dan anak terlantar yang butuh banyak curahan kasih sayang, perhatian, waktu, dan kepedulian.
"Saya pikir itu egois bagi kami untuk mencurahkan sumber daya kami untuk memiliki bayi sendiri ketika sumber daya dan energi itu tidak hanya dapat membantu anak-anak yang sudah ada di sini," katanya.
Pandemi dan Bebas Tanpa Anak
Dilansir laman The Atlantic mengungkap satu fakta menarik orang-orang memilih untuk child-free yang masih berhubungan dengan kondisi pandemi sekarang ini.
Menurut situs tersebut, pandemi meningkatkan tekanan yang sebelumnya sudah dirasakan oleh para orang tua.
Orangtua banyak berpikir kembali untuk memiliki anak setelah adanya pandemi yang membuat kenyataan semakin jelas.
Risiko pekerjaan yang bisa berhenti kapan saja, masalah ekonomi dan finansial, layanan kesehatan yang kurang memadai, kurangnya infrastruktur medis, hingga sekolah yang harus dari rumah jadi alasan tersendiri.
Hal-hal tersebut membuka mata banyak orang sehingga mereka mempertimbangkan kembali untuk memiliki anak.
Advertisement