Menyosong Super Power Indonesia
Bukan demokrasi klu tdk ada kedaulatan rakyat.
Bukan daulat rakyat klu tdk ada Parpol
Bukan Parpol klu malas teruskan maunya rakyat.
(Catatan 16 September 2023)
Pemandangan sangat indah dan menawan hati, suatu lembah yang terhampar di kaki Gunung Arjuna, Mojokerto. Gunung Arjuna menjadi saksi lahir dan kejayaannya Majapahit. Pasukan Kartanegara di bawah pimpinan R Wijaya dan Aria Wiraraja (Bupati Madura) berhasil mengusir pasukan Kerajaan Mongol yang ketika itu merupakan super power yang berpusat di Mongolia. Imperium Mongol dengan pahlawannya yang terkenal Hulagu menaklukkan tetangganya Cina, Rusia, khilafah Abasiyah (Badhdad) seluruh Eropa kecuali Inggris.
Gunung Arjuna juga menjadi saksi hancurnya Majapahit yang wilayah kekuasaannya ketika itu meliputi seluruh Asia Tenggara dan Australia. Majapahit hancur karena perebutan kekuasaan internal bukan diserbu oleh pasukan dari luar. Hal ini menjadi pelajaran bahwa Indonesia bisa saja hancur dari dalam sebagai akibat dari konflik internal. Saatnya bangsa besar ini meningkatkan kewaspadaan dalam pilpres dan pileg agar tidak berubah menjadi konflik.
Sebaliknya kedua even nasional tersebut hendaknya menjadi “pesta rakyat yang bersejarah" dalam rangka menyongsong lahirnya “super power Indonesia” penerus Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Insya Allah. Kita adalah bangsa besar.
Kenangan usia 50 tahun
Foto (kenangan) ini dibuat ketika masih berumur sekitar 50 tahunan, rambut masih hitam lebat. Desember (2023) nanti (saya) menginjak umur 74 tahun, relatif sehat (rata- rata kadar gula darah dua jam setelah makan 105 - 110). Sehat karena rajin minum ramuan jamu dan obat. Hanya mudah terjangkit flu jika badan capai seperti dua hari kemarin, Alhamduliah mulai terasa enak, namun belum sembuh total.
Hanya kepala sudah botak, orang Arab menyebutnya صاحب الاصلاع (si kepala botak). Botak, di samping karena faktor umur juga karena saya suka makan daging kambing. Dua hari sekali saya makan sate dan sop kambing muda. Apalagi ketika di tanah Arab selama 9 tahun, setiap hari makan daging kambing atau biri-biri.
Menurut Ibnu Sina daging kambing baik untuk kesehatan karena lemaknya terpisah dari daging. Berbeda dengan sapi, lemaknya melekat di dagingnya. Di samping itu khasiat makan daging kambing secara teratur bagi kaum pria adalah “keperkasaan“ sebagai laki- laki atau istilah pak dalang “Ksatria" sejati.
DR KH As'ad Said Ali
Mantan Wakil Kepala BIN, Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.
*) Semula tulisan ini berjudul "Menyongsong Lahirnya Negara Super Power Indonesia".
Advertisement