Menyiram Wiski di Kuburan, Empat Humor Mengenal Watak Bangsa
Memahami watak bangsa-bangsa menjadi bagian penting dalam pergaulan. Kita perlu memahami, watak kegemaran akan minuman keras memang sudah menjadi "merk dagang" beberapa bangsa, termasuk bangsa Irlandia.
Watak bangsa Yahudi adalah kekikiran. Citra ini memang tidak fair bagi orang Irlandia atau orang Yahudi, tetapi memang demikianlah yang sudah menjadi anggapan umum di seluruh dunia.
Berikut kita nikmati lewat humor guna memahami watak setiap bangsa di dunia.
1.Wasiat Disiram Wiski di Kuburan
Dua orang Irlandia berbincang tentang tanda apa yang ingin mereka pasang di kubur masing-masing setelah mati kelak. Kata Mulligan, ia ingin kuburnya nanti disiram wiski, pertanda kegemarannya yang memuncak kepada minuman keras.
Dimintanya agar sang teman mau melakukan hal itu, kalau Mulligan mati lebih dahulu. Jawab temannya, "Aku bersedia, tetapi kau tidak keberatan bukan, kalau wiskinya kulewatkan ginjalku terlebih dahulu?"
2.Kisah Kekikiran Orang Yahudi
Seorang Yahudi membuat minuman keras untuk dinikmati sendiri. Ketika temannya melihat hasil karya itu, dimintanya contoh sedikit, untuk dianalisis di laboratorium.
Ternyata, minuman itu mengandung bahaya, dapat membuat mata buta dan hanya dapat diatasi dengan operasi.
Ketika disampaikan hal itu kepada si Yahudi itu, ditanyakannya berapa biaya pengobatan mata itu nantinya. Sewaktu diberi tahu biayanya dua puluh lima ribu rupiah, dijawabnya, "Biarlah kunikmati minuman itu, karena biaya membuatnya tiga puluh lima ribu rupiah. Kalau operasi juga, sudah menghemat sepuluh ribu rupiah."
3.Orang Skotlandia yang Kikir
Bangsa lain yang terkenal kikir adalah orang Skot dari kepulauan Inggris. Suatu hari, seorang ibu mencari-cari orang yang menolong anaknya yang hampir tenggelam di danau sehari sebelumnya. Ketika sampai ke si penolong, orang itu menjawab agar tidak usah terlalu dipikirkan, karena sudah kewajiban manusia untuk menolong sesamanya.
Jawab ibu tersebut, "Ya, tetapi topinya hilang sewaktu Anda menolong anak saya kemarin. Siapa yang harus bertanggung jawab kehilangan itu?"
4.Memahami Bersama Orang Israel
Dari kemampuan mengenal kekurangan diri sendiri itu, lalu muncul pengertian juga akan keadaan orang lain. Seorang Skot pergi ke Laut Galilea di Israel. Oleh pemandu wisata ditawarkan untuk membawanya menyeberang dengan perahu, mengikuti garis lintas Yesus dahulu berjalan kaki di atas air.
Ketika ditanyakannya biaya penyeberangan dengan perahu itu, sang pemandu wisata itu menjawab sepuluh dolar Amerika Serikat. Orang Skot itu menggerutu dalam batinya, "Pantas Yesus memilih berjalan di atas air, biaya penyeberangannya dengan perahu semahal itu!"