Menyalakan ‘Flare’ Saat Foto ‘Prewedding’ , Gak Bahaya Tah?
Istilah “flare” (Bahasa Inggris) atau “suar” tiba-tiba menjadi trending di Google. Gara-gara percikan api dari flare, Bukit Teletubbies di kawasan Padang Savana, Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo terbakar pada Rabu-Kamis, 6-7 September 2023.
Padang Savana seluas sekitar 50 hektare terbakar karena pemotretan foto prewedding di kawasan tersebut menggunakan flare, Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIB.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), flare atau suar memiliki arti nyala api (suluh, pelita) untuk tanda (isyarat). Selain itu, suar juga berarti obor atau suluh untuk memikat ikan.
Sementara menurut buku Kamus Geografi (2020) oleh Gatot Harmanto dan Rudi Hartono, suar adalah salah satu bentuk piroteknik yang menghasilkan cahaya yang sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan. Umumnya, suar digunakan untuk memberi tanda pada pelaut ketika malam hari, penerangan, dan alat pertahanan militer.
Kali ini, dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan konservasi Gunung Bromo, flare ternyata menyalakan flare untuk sesi foto prewedding bisa membahayakan. Terbukti, lahan sekitar 50 hektare di Bukit Teletubbies terbakar.
Ternyata bahaya flare tidak hanya memicu kebakaran. Seperti dikutip dari laman suara.com, flare juga bisa mengganggu kesehatan manusia. Bahaya flare ada lima macam, sebagai berikut:
1. Radiasi Ultraviolet (UV) Tinggi
Flare menghasilkan radiasi ultraviolet (UV) yang tinggi. Ini adalah masalah serius bagi kulit kita.
Paparan berlebihan terhadap UV dapat menyebabkan kulit terbakar, penuaan kulit, dan bahkan meningkatkan risiko kanker kulit. Itulah bahaya flare yang pertama.
2. Gangguan Mata
Melihat flare secara langsung tanpa perlindungan mata dapat merusak mata kita. Mata kita sangat sensitif terhadap cahaya yang kuat, dan flare bisa menjadi sumber cahaya yang sangat terang.
Paparan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan mata seperti katarak atau degenerasi makula.
3. Gangguan Pernapasan
Flare juga dapat mempengaruhi kualitas udara. Partikel berbahaya yang terkandung dalam asap flare dapat masuk ke dalam sistem pernapasan kita.
Ini bisa mengakibatkan iritasi tenggorokan, batuk, dan bahkan masalah pernapasan yang lebih serius bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan seperti asma.
4. Gangguan Kesehatan Mental
Terkadang, flare yang terlihat sangat spektakuler dapat menyebabkan kecemasan dan stres bagi beberapa individu. Rasa takut akan dampak flare pada teknologi dan infrastruktur juga bisa mempengaruhi kesehatan mental.
5. Gangguan Tidur
Flare yang terjadi di malam hari dapat mengganggu tidur kita. Cahaya yang terang dan tidak alami dari flare dapat mengacaukan ritme tidur kita, membuat sulit untuk tidur nyenyak.
Memang, penggunaan flare dalam fotografi bisa menghasilkan gambar yang indah dan atraktif. Seperti yang dilakukan oleh AWEW, 41 tahun, Manager Wedding Organizer dari Lumajang ketika “membidik” sepasang calon pengantin di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo. Tetapi di luar teknik fotografi itu ada bahaya yakni, kebakaran lahan.
Ada empat foto prewedding yang ditampilkan Polres Probolinggo saat menggelar rilis terkait karhutla, Kamis sore, 7 September 2023. Di antara foto itu menggambarkan sejoli calon pengantin sedang “in action” di savana Bromo.
Asap flare menjadi latar belakang dua calon pengantin. Calon pengantin perempuan mengenakan jas warna krem, sedangkan calon pengantin pria memakai jas warna hitam. Di belakanganya, tampak Bukit Teletubbies seperti menyemburkan asap.
Keduanya tampak seperti berjalan melenggang dikelilingi flare berwarna ungu dan putih. Sungguh pemandangan yang indah.