Menwa, Kekuatan Sipil yang Dilatih Bak Militer
Saat ini, publik dihebohkan dengan meninggalnya Gilang Endi Saputra, mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) saat mengikuti Diklatsar Korps Mahasiswa Siaga 905 Jagal Abilawa di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Polresta Surakarta saat ini tengah mengusut kasus tersebut dan masih menunggu hasil otopsi dari pihak rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Berdasarkan hasil otopsi ditemukan adanya tanda kekerasan yang menyebabkan penyumbatan otak pada korban dan menyebabkan korban tewas. Saat ini juga polisi sudah memerika panitia Pradiksar Menwa dan aksi solidaritas terhadap korban pun bermunculan.
Salah satu aksi solidaritas dilakukan oleh Mahasiswa UNS di Boulevard UNS dengan menyalakan 100 lilin dan menuntut pihak kampus serta kepolisian untuk mengusut hingga tuntas kasus ini.
Setelah mencuatnya kasus ini, di media sosial, khususnya Twitter, mulai banyak pihak yang speak up mengenai kekerasan fisik yang dialami ketika menjalani pendidikan Menwa dan banyak netizen yang bertanya juga apa itu Menwa dan apa fungsi dari Menwa.
Terlepas dari kasus tersebut, berikut ini telah dirangkum dari berbagai sumber informasi menarik seputar Menwa. Mulai dari bagaimana sejarah, tugas, hingga syarat masuk Menwa.
Asal Menwa Dibentuk
Resimen Mahasiswa atau biasa dikenal dengan nama Menwa adalah kekuatan sipil yang dilatih serta dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI dan sebagai bentuk implementasi Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa sendiri didirikan oleh AH Nasution dan diresmikan menjadi suatu organisasi pada 20 Mei 1962.
Sebelumnya, pada 13 Juni hingga 14 September 1959 diadakan suatu wajib latih militer bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Pendidikan militer ini bertujuan supaya para mahasiswa siap mempertahankan NKRI bersama TNI untuk mencegah semua ancaman dan siap berperang menggunakan senjata.
Mahasiswa-mahasiswa ini bernaung dalam Kodam VI/Siliwangi dan dipersiapkan sebagai perwira cadangan TNI jika terjadi keadaan genting. Bahkan, saat Soekarno menyerukan Trikora, mahasiswa wajib militer yang kemudian menjadi Menwa ini menyambut dengan gegap gempita.
Menwa Diberi Pelatihan Militer Khusus
Menwa merupakan salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga merupakan salah satu komponen warga negara yang mendapatkan pelatihan militer (unsur mahasiswa). Markas komando satuan Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya, yaitu mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut.
Menwa adalah komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan khusus ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
Anggota Menwa (wira) pada setiap perguruan tinggi atau kampus membentuk satuan-satuan yang merupakan salah satu bagian organisasi mahasiswa/mahasiswi di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Menwa sendiri diberikan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dengan UKM lain dan berada langsung di bawah rektorat.
Tanggal 13 Juni-14 September 1959, diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan siap untuk mempertahankan NKRI bersama TNI guna mencegah semua ancaman dan siap melakukan pertempuran dengan menggunakan senjata.
Mahasiswa-mahasiswa walawa (Wajib Latihan) dididik di Kodam VI/ Siliwangidan para walawa diberikan hak untuk mengenakan lambang Siliwangi. Walawa sendiri dipersiapkan sebagai perwira cadangan untuk mendukung TNI bila terjadi keadaan genting pada NKRI.
Kemudian pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gembira dan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat, termasuk juga mahasiswa wajib latih (Walawa).
Isi Trikora
1. Panjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
2. Gagalkan Negara Boneka Papua
3. Adakan Mobilisasi Umum
Sejak Trikora bergema, kewaspadaan nasional semakin diperkuat, semakin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962, dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan:
- Prof. drg. R. G. Surya Sumantri (Rektor Unpad) selaku Koordinator
- Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
- Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
- Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.
Pada Februari 1962, diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri yang kemudian dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Lalu pada 20 Mei 1962, anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW.
Pada 12 Juni 1964, keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja tersebut dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.
Syarat Masuk Menwa
Untuk bisa menjadi anggota Menwa memang merupakan hal yang susah-susah gampang. Alasannya adalah karena banyaknya syarat yang harus dipenuhi, mulai fisik sampai psikis hingga mental. Namun demikian, bukan berarti hal tersebut mustahil. Berikut ini beberapa syarat yang perlu Kamu ketahui agar kamu bisa menjadi anggota Menwa.
- Warga Negara Indonesia (WNI) berjenis kelamin Pria/Wanita
- Mahasiswa Aktif (minimal semester 1-maksimal semester 3)
- Sehat Jasmani dan Rohani
- Memiliki motivasi dan minat khusus
- Berintegritas, loyal dan cinta tanah air
- Bersedia mengikuti seluruh rangkaian proses mulai seleksi hingga pendidikan
Perlu diingat bahwa selama proses pendaftaran dimulai pada tahap seleksi hingga pendidikan tidak dipungut biaya. Jadi, apabila menemukan oknum yang menawarkan jasa dengan biaya, maka segera laporkan kepada satuan Menwa yang dituju.
Lambang Unsur Menwa
1. Bintang di kanan atas di hadapan burung Garuda dengan sayap kanan 6 (enam) dan kiri 7 (tujuh), leher 59 dan ekor enam dengan warna kuning emas dan melirik ke sebelah kanan.
2. Di tengah-tengah di depan burung Garuda terdapat lambang silang senjata pena dalam genggaman burung Garuda dengan warna putih.
3. Pita yang melandasi dengan warna putih dengan tulisan di tengah warna merah “Widya Çastrena Dharma Siddha”.
4. Perisai yang menjadi alas warna hitam.
Makna Lambang Menwa
a. Bintang di kanan berarti cita-cita yang luhur, baik dan benar.
b. Bulu sayap berjumlah 13, ekor 6 dan leher 59 (13 Juni 1959 = tahun kelahiran Resimen Mahawarman).
c. Perisai berarti sebagai komponen pertahanan Negara.
Komponen Lambang Sembilan Unsur
d. Perisai Segilima menggambarkan keteguhan sikap
e. Padi dan Kapas menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
f. Bintang, Sayap Burung, Jangkar dan Lambang Polri menandakan bahwa Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
g. Pena dan Senjata melambangkan pengabdiannya, wira melakukan penyelarasan antara Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan.
h. Buku Tulis menyatakan bahwa tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, selain melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.
Makna Warna Seragam Menwa
Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna tersebut memili makna, yakni:
1. Mulia
2. Berpengetahuan
3. Terpelajar
Panca Dharma Satya
Panca Dharma Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia.
1. Kami adalah mahasiswa warga Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Semboyan Menwa
Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Çastrena Dharma Siddha", berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan"
Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat.
Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis.
Tujuan Dibentuknya Menwa
1. Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental serta berwawasan kebangsaan agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
2. Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga Negara dalam Bela Negara.
3. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (SISHANRATA).
Tugas Menwa
1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta membantu terlaksananya kegiatan dan program lainnya di Perguruan Tinggi.
2. Merencanakan, mempersiapkan dan menyusun seluruh potensi mahasiswa untuk memantapkan ketahanan nasional, dengan melaksanakan usaha dan atau kegiatan bela negara.
3. Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi perlindungan masyarakat (LINMAS), khususnya Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP)
4. Membantu terlaksananya kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan dalam organisasi kepemudaan.
Fungsi Menwa
1. Melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa Indonesia di Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik.
2. Melaksanakan pemeliharaan dan pemberdayaan serta peningkatan kemampuan baik perorangan maupun satuan di bidang Bela Negara.
3. Melaksanakan pembinaan disiplin anggota Resimen Mahasiswa Indonesia, baik sebagai mahasiswa maupun warga masyarakat.
4. Melaksanakan pembinaan struktur organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh.
5. Bersama dengan mahasiswa lainnya membantu terwujudnya kehidupan kampus yang kondusif.
6. Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program civitas akademika serta menumbuhkan dan meningkatkan sikap Bela Negara dikehidupan Perguruan Tinggi.
7. Membantu memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dibidang kepemudaan dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
8. Membantu TNI/Polri dalam pelaksanaan pembinaan pertahanan dan keamanan Nasional.
9. Menyampaikan saran dan pendapat kepada instansi terkait sesuai dengan tugas pokoknya.