Corona, Psikolog: Ketidaktahuan Bikin Masyarakat Panic Buying
Masuknya virus corona ke Indonesia. Ditanggapi dengan kepanikan oleh masyarakat Indonesia, hal ini terlihat dari perilaku memborong masker, hand sanitizer, hingga memborong bahan pokok atau sembako.
Menanggapi hal tersebut, Psikolog RS. Adi Husada Surabaya, Resqita Vadika S.Psi, M.Psi., mengatakan, kecemasan berlebihan yang ditunjukkan masyarakat ini merupakan ketidaktahuan secara pasti mengenai virus corona tersebut.
"Sebenarnya terkadang orang menakutkan hal yang mereka belum tau pasti atau yang belum mereka tau secara persis. Sehingga menimbulkan panic buying seperti yang terjadi saat ini," ujar wanita yang akrab disapa Qiqi ini kepada Ngopibareng.id.
Padahal menurut Qiqi, kalau masyarakat mau mencari tahu tentang corona itu seperti apa, mencegahnya seperti apa, dan seberapa besar risikonya, tentu akan membuat mereka lebih tenang, sebab bila seseorang tahu apa yang sedang dihadapi akan membuatnya lebih rileks.
"Padahal corona bisa dihindari dengan rajin mencuci tangan, makan sehat, minum suplemen, dan tidak mendekati orang yang terinfeksi virus tersebut," imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, sikap masyarakat dengan panic buying ini juga dipegaruhi oleh kelatahan masyarakat ketika melihat orang lain melakukan sesuatu, mereka juga mengikuti.
Di sisi lain, Qiqi merasa kecemasan masyarakat ini mungkin didasari pemberitaan di Wuhan, dimana ribuan orang meninggal akibat virus corona, sehingga terasa sangat menyeramkan.
"Tapi harus diketahui, di Indonesia tidak seperti itu dan corona bisa dicegah. Harus diketahui juga, orang meninggal akibat serangan jantung di Indonesia lebih banyak dibanding corona," jelas Qiqi.
Qiqi mengimbau, kepanikan dan kecemasan di masyarakat ini tidak boleh berangsur lama. Karena kecemasan dan kepanikan berlebihan akan menimbulkan stres. Ketika stres, hormon kortisol akan naik. Saat hormon kortisol tinggi, imunitas tubuh akan turun.
"Di saat seperti ini, dimana setiap orang ingin daya tahan tubuhnya meningkat. Kondisi ini tentu tidak akan baik," tambahnya.
Bila ingin megurangi rasa stres, kata Qiqi, sebaiknya banyak melakukan relaksasi seperti olahraga, mendengarkan musik, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.
"Dan jangan lupa untuk tetap berpikir secara rasional," tutupnya.
Advertisement