Menurut Anggota DPRD, Dewan Kesenian Surabaya Nol Besar
Keberadaan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) sangat penting meskipun Pemerintah Kota memandang sebelah mata, Kata Mochamad Machmud, anggota DPRD Surabaya menanggapi kondisi DKS yang nyaris tanpa kegiatan.
"Sebagai kota yang tumbuh pesat pembangunan fisik, idealnya DKS juga tumbuh seiring, dengan berbagai kegiatan kesenian di Surabaya. Dengan demikian akan terjadi keseimbangan antara pembangunan fisik dan rohani. Terutama seni dan budayanya," kata Machmud dari Fraksi Partai Demokrat, yang terpilih kembali menjadi anggota legislatif periode 2019-2024.
Machmud sangat prihatin mengamati kondisi DKS. "Terus terang sebagai Arek Suroboyo, saya sangat prihatin melihat kondisi DKS. Kebetulan saya ditakdirkan sebagai wakil rakyat sudah berusaha membantu DKS mendapatkan anggaran untuk kegiatan-kegiatannya. Namun ada kabar anggaran itu tidak diambil, sebagai bagian dari protes terhadap Pemkot yang dianggap kurang peduli," tambahnya.
"Dalam lima tahun terakhir ini, keberadaan DKS sama dengan tidak ada. Nol. Nol besar. Ironisnya, pegiat seni lainnya seakan juga membiarkan DKS dalam kondisi tidur panjang. Mohon maaf, para seniman sendiri kayaknya tidak peduli. Atau memang putus asa dengan pengurus yang ada, sehingga mereka seperti menghilang. Mereka pun ikut tidur panjang. Tidak ada lagi kegelisahan saat tidak ada pameran seni, mereka pun diam saat tidak ada pertunjukkan yang berbobot di Surabaya," kata Machmud. Padahal sebenarnya kota Surabaya adalah gudangnya seniman, tidak kalah dengan daerah lain, tambahnya.
Kalau Pemerintah Kota Surabaya diam terhadap kesenian dan budaya lokal, para seniman dan budaywan jangan melawan dengan berdiam. "Seni bisa tidak tergantung pada siapa pun, termasuk pemerintah. Itu menyangkut ekspresi diri yang tak bisa dibelenggu oleh keadaan di luar jiwa seni," tegasnya.
"Kalau lembaga yang menaungi seniman, yaitu Dewan Kesenian mati suri atau tidak berfungsi, harusnya segera dibangkitkan. Apa masalahnya. Apa kendalanya harus diatasi. Jangan malah dihindari," ucap mantan Pimred Harian Memorandum ini.
"Balai Pemuda sebagai halaman luas di mana DKS berada saat ini bisa jadi ruang ekspresi diri. Meski banyak kendala karena itu milik pemerintah, tapi harus dimulai lagi. Ramaikan lagi dengan kegiatan seni seperti Festival Seni Surabaya yang sudah beberapa tahun ini berhenti. Ramaikan lagi dengan lomba drama, lomba deklamasi, pementasan teater. Ramaikan lagi dengan pembacaan puisi. Gelar lagi berbagai pameran seni," tambahnya.
"Ayo rame-rame kita bangungkan DKS dari tidur panjangnya. Cari pengurus yang mampu bekerja. Bekerja untuk kesenian adalah pengabdian, cari pengurus yang mau bekerja dan mengabdi," kata Machmud. (nis)