Menunggu Biennale Jatim 2021
Biennale Jawa Timur (Biennale Jatim) 2021 rencana akan digelar selama tujuh bulan, yaitu pada Juni 2021 - Desember 2021. Tema yang dipilih adalah Padhang Rembugan : Menimbang Solidaritas, Merayakan Kolektivitas.
Dwiki Nugroho Mukti, Direktur Biennale Jatim 9 mengatakan, berangkat kegagalan Biennal 2019 yang lalu, maka dirinya bertekad untuk menggelar Biennale 2021 ini tanpa harus menunggu dana dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim. Kalau harus menunggu dana turun baru bekerja, akhirnya ya tidak jalan lagi, katanya.
“Kami sudah bertemu Disbudbar, dan sudah disetujui dan mendapat restu, jadi kami sudah bisa jalan untuk melakukan sosialisasi. Sambil berjalan, kita juga akan berusaha mencari sponsor lain sebagai mitra, karena kesenian adalah masalah tanggungjawab bersama,” kata Dwiki Nugroho Mukti, 29 tahun.
Biennale Jatim adalah even seni rupa dua tahunan, diselenggarakan sejak tahun 2005. Tahun ini,kalau terselenggara, Biennale Jatim sudah menginjak tahun kesembilan. Even ini menjadi barometer aktivitas dan tingkat kreativitas seniman, juga apresiasi publik seni terhadap seni , utamanya seni rupa, di Jawa Timur.
Sejak 2019 lalu, Biennale Jatim, kata Dwiki bereksperimen dengan melakukan kerja-kerja inklusif dan memungkinkan semua seniman yang punya inisiasi dapat terlibat. Dengan demikian Biennale telah didesentralisasi, penyelenggaraannya tidak hanya terpusat di satu kota, tapi menyebar di beberapa kota.
Selama ini, pelaksanaan Biennale Jatim diserahkan kepada pelaksana yang ditunjuk dan dipercaya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim. Siapa yang bertindak sebagai kurator akan dipilih pelaksana, dengan persetujuan Disbudpar. Karena Biennale memang program pemerintah, dan sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah daerah.
Karena itu, hadirnya Dwiki Nugroho Mukti dengan gagasan-gagasannya ini tentu akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan perupa Jawa Timur. (nis)
Advertisement