Menunggak Selama 3 Tahun, Siswi SMP di Sidoarjo Enggan Bersekolah
Dua siswi SMP Sabilul Rosyad yang berada di Buduran, Sidoarjo, enggan pergi ke sekolah karena orang tuanya belum bisa melunasi tunggakan pembayaran SPP selama tiga tahun.
Mereka adalah NR dan MR, anak dari pasangan Ali Usman dan Yati Susiwati, warga Desa Banjar Kemantren, Buduran, Sidoarjo.
Yati Susiwati, ibu kandung NR dan MR mengatakan, keduanya memiliki tunggakan selama 3 tahun yaitu sebesar Rp12 juta. Hal itu dikarenakan Yati harus membiayai ibu kandungnya yang sedang sakit tulang belakang. Sedangkan penghasilan Yati dan suaminya tidak cukup untuk membayar sekolah keduanya.
"Ibu saya butuh biaya untuk berobat, sedangkan penghasilan saya dan suami tidak cukup. Jadi, kebutuhan sekolah kedua putri kami menunggak," ucap ibu tiga anak itu, Rabu, 19 Januari 2022.
Masih dikatakan Yati, suaminya tidak mempunyai pekerjaan tetap, selama ini hanya menjadi pengamen di Alun-alun Sidoarjo. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih kurang.
Empat tahun yang lalu, ibu kandung Yati mengalami sakit tulang belakang dan harus dioperasi. Karena tidak memiliki asuransi kesehatan, operasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka Yati berutang puluhan juta untuk biaya operasi sang ibu.
"Utang itu sampai sekarang terus menunggak bunganya, tiap minggu saya harus bayar Rp1 juta. Sekarang ibu sudah meninggal dunia," kata Yati sambil menangis.
Tunggakan SPP tersebut membuat anak pertamanya, NR, khawatir, karena beberapa bulan lagi akan mengikuti ujian akhir. NR terancam tidak bisa lulus sekolah karena masalah tersebut. Sementara anak keduanya, MR, malah enggan ke sekolah lantaran belum melunasi tunggakan SPP.
"Pihak sekolah sebenarnya tidak menekan saya harus melunasi tunggakan tersebut. Mereka memberi kelonggaran untuk mencicil semampunya. Namun anak saya sendiri yang enggan bersekolah (karena malu)," terangnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Plus Sabilul Rosyad, M Mahsun, mengatakan, apa yang dialami dua siswi tersebut memang benar. Namun pihaknya tidak pernah meminta orang tua untuk melunasi tunggakan tersebut mengingat tidak semua wali murid bermateri cukup.
"Ngapunten, di SMP Sabilul Rosyad kalau terkait wali murid yang tidak mampu membayar SPP ya tidak apa apa. Tidak pernah memarahi, apalagi dikeluarkan," ucap Mahsun.
"Sekali lagi, kalau mau mencicil ya monggo. Kalau tidak ada ya kami sangat memaklumi. Tidak pernah kami menekan, apalagi mengeluarkan murid karena tunggakan," tambah Mahsun.