Menunda Terapi Kanker Justru Beri Kesempatan Kanker Tumbuh Subur
Peduli terhadap angka kanker payudara dan kanker serviks yang masih tinggi di Indonesia, Adi Husada Cancer Center (AHCC) kembali mengadakan seminar awam bertajuk 'Kenali Kanker, Gejala Kanker Serviks dan Payudara'. Acara bertempat di Gedung AHCC lantai 4.
Pembicara dr. Dyah Erawati Sp. Rad (K) Onk. Rad dari AHCC mengulas soal gejala kanker payudara yang penyebabnya beragam. Mulai dari puting kemerahan, gatal dan bentuk payudara tidak simetris.
"Tapi yang paling spesifik ialah benjolan dan keluarnya cairan dari puting susu tapi bukan Air Susu Ibu (ASI)," ungkap dokter spesialis radiasi ini.
Sedangkan kanker serviks, sambung Dyah Erawati, tanda dan gejalanya ialah pendarahan dari kemaluan yang abnormal, keputihan yang berbau, haid yang berkepangjangan dari biasanya, pendarahan saat haid dan berhubungan seksual, pendarahan sesudah manopouse, nyeri yang menekan di daerah perut, penurunan berat badan, cepat lelah dan anemia.
"Virus HPV (Human Papillomavirus) memiliki perjalanan panjang 5 sampai 10 tahun sampai menjadi suatu kanker serviks, untuk itu pencegahan dengan vaksinasi HPV menjadi hal penting bagi kaum wanita. Terutama yang belum menikah," terang Dyah Erawati.
Yang perlu digarisbawahi, menurut Dyah Erawati, bila sudah divonis menderita kanker sebaiknya tidak menunda terapi. Penundaan tersebut sama saja memberikan waktu kanker bertumbuh pesat dan subur di tubuh.
Padahal, bila diketahui sedini mungkin dan dilakukan terapi segera, kanker dapat diobati tidak sampai menyebar ke bagian tubuh lainnya.
"Begitu juga dengan pengobatan alternatif sebaiknya hanya dijadikan pendamping pengobatan medis saja. Dan sebaiknya saat melakukan pengobatan alternatif di bawah pengobatan dokter," terang Dyah Erawati.
Sampai saat ini pengobatan alternatif belum ada bukti ilmiahnya. "Jadi pengobatan medis itu yang utama," tutupnya.
Advertisement