Menulis “Let Us Dream“, Paus Fransiskus: Muslim Uighur Menderita
Dalam buku barunya Let Us Dream, Paus Fransiskus mencantumkan "Uighur yang malang". Ha itu di antara contoh kelompok yang dianiaya karena iman mereka.
Paus Fransiskus menulis tentang perlunya melihat dunia dari pinggiran dan pinggiran masyarakat, "ke tempat-tempat dosa dan kesengsaraan, pengucilan dan penderitaan, penyakit dan kesendirian".
"Di tempat-tempat penderitaan seperti itu, "Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi - apa yang ISIS lakukan kepada mereka benar-benar kejam - atau orang Kristen di Mesir dan Pakistan dibunuh dengan bom yang meledak saat mereka berdoa di gereja".
Tentang buku berjudul Let Us Dream, karya Paus Fransiskus, menurut rencana akan diluncurkan 1 Desember 2020 mendatang.
Menanggapi hal itu, kontan saja Pemerintah China mengkritik pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus yang menyebutkan penderitaan yang dialami kelompok minoritas Muslim Uighur China seperti dalam bagian buku barunya.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian menegaskan, pernyataan Fransiskus tidak memiliki dasar faktual sama sekali.
"Orang-orang dari semua kelompok etnis menikmati hak penuh untuk bertahan hidup, berkembang dan kebebasan berkeyakinan,"kata Zhao seperti diberitakan Channel News Asia mengutip Associated Press, Selasa 24 November 2020.
Sayangnya, dalam pernyataan itu, Zhao tidak menyebutkan kamp-kamp tempat lebih dari 1 juta warga Uighur dan anggota kelompok minoritas Muslim China lainnya yang ditahan.
Padahal, Amerika Serikat dan negara lainnya bersama dengan kelompok hak asasi manusia mengatakan fasilitas seperti penjara itu dimaksudkan untuk memisahkan Muslim dari agama dan warisan budaya mereka dan memaksa mereka untuk menyatakan kesetiannya kepada Partai Komunis yang berkuasa di China.