Menikmati Lembutnya Daging Iwak Jendil di Tepian Bengawan Solo
Di tepian Bengawan Solo ada sebuah warung makan sederhana. Warung Pak Pin Spesialis Iwak Nggawan. Tepatnya, di RT 02 RW 01 Desa Sumberpitu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Rerimbunan pohon bambu menguatkan suasananya sederhana dan di pinggiran pedesaan.
Di warung ini menyediakan masakan khas ikan air tawar. Ikan jendil atau iwak jendil. Jenis ikan ini agak menyerupai ikan patin. Ciri khusus iwak jendil ini, pada sekujur tubuhnya berlendir, lebih didominasi warna putih kilat dan hijau pada bagian punggungnya.
Setelah diolah, iwak jendil ini memiliki cita rasa unik dan lezat. Dengan daging yang lebih lembut dibanding ikan patin. Pantas saja, jika jenis ikan ini menjadi kegemaran masyarakat di pinggiran Bengawan Solo.
Olahan iwak jendil yang cukup terkenal di Cepu ini menyediakan menu garang asem iwak jendil dan iwak jendil sambal mentah. Keduanya menjadi menu favorit pelanggan yang datang. Baik luar kota maupun masyarakat sekitar.
Menjadi jujukan pelanggan, saat tiba waktu makan siang. Dua menu tersebut siap dihidangkan sesuai pesanan. Dua potong iwak jendil di atas cobek beralas daun pisang, lengkap dengan sambal dan lalapan. Untuk satu porsi satu paket degan nasi.
Pun demikian dengan garang asem. Bumbu khas garang asem dibungkus dengan daun pisang. Saat masih hangat, semerbak aromanya keluar ketika dibuka bungkus daun pisangnya. Benar-benar menggoda selera.
Menurut pemilik warung, Muslih, ikan yang disediakan merupakan ikan segar. Hasil tangkapan para nelayan di Bengawan Solo. Setelah dibersihkan, ikan siap dimasak. “Sengaja menggunakan kayu bakar untuk menjaga cita rasa ikan. Untuk masak nasinya juga pakai kayu bakar,” kata dia pada suatu kesempatan.
Dijelaskan, rasa lezat dari ikan tersebut karena hidupnya masih di alam liar. “Tidak bisa dipelihara atau diternak seperti ikan patin,” ujarnya.
Selain iwak jendil, di warungnya juga menyediakan menu iwak wader. “Karena berada di pinggiran sungai, kita ya menyediakannya ikan dari sungai,” jelasnya.
Untuk harga cukup bersahabat. Satu porsi lengkap dengan nasinya, dibanderol dengan harga Rp14.000. “Semua satu harga untuk semua menu,” jelasnya.
Satu di antara pelanggan warung, Dwi Fajar, mengaku terpikat dengan menu iwak jendil sambal mentah. “Pedas sambalnya pas. Daging ikannya lembut. Rasanya pingin nambah terus,” ujarnya.
Dua potong iwak jendil goreng, dalam sekejap habis dilahapnya. “Wenak tenan...,” kata dia.
Ditambahkan, warung pinggiran itu sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati makan siang. Ditemani dengan pemandangan lepas Bengawan Solo.
Kalau mau menikmati wisata air juga bisa. Ada perahu wisata untuk menyusuri Bengawan Solo. Dilengkapi dengan piranti keamanan.