Menteri Siti Nurbaya Pantau Penanganan Kebakaran Hutan
Awal tahun 2019, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Riau. Hingga Jumat 22 Februari 2019 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 54 titik panas yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyebutkan 843 hektare lahan terbakar di Provinsi Riau per tanggal 1 Januari hingga 18 Februari.
Sebaran wilayah kebakaran tersebut mencakup Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 117 hektare, Dumai 43,5 hektare, Bengkulu 627 hektare, Meranti 20,2 hektare, Siak 5 hektare, Kampar 14 hektare, dan Kota Pekanbaru 16 hektare.
Akibat kebakaran hutan yang meluas ini, Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat sejak 19 Februari sampai 31 Oktober 2019.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya merespon positif ketanggapan pemerintah Provinsi Riau. Menurutnya, dengan status Siaga Darurat ini sebagai peringatan kepada semua pihak agar lebih waspada. Termasuk meminta pemerintah pusat untuk turun dan ikut memberikan fasilitas.
Saat diwawancarai ngopibareng.id Jumat 22 Februari 2019 bertempat di gedung Rektorat Universitas Brawijaya Siti Nurbaya mengatakan mulai hari ini upaya pemadaman karhutla telah dilakukan dengan menerjunkan 3 helikopter. "Hari ini sudah tiga helikopter kita terjunkan memadamkan kebakaran," katanya.
Terkait penyebab kebakaran, ia menjelaskan kementerian sudah mempelajari lama mengenai karhutla yang sering melanda Riau.
Riau, katanya, memiliki pola hotspot dua kali dibanding daerah lain. Siti Nurbaya membandingkannya dengan lima provinsi lainnya yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Jambi.
Kelima provinsi ini mengalami panas yang tinggi ketika memasuki bulan Juli, Agustus dan puncaknya di bulan September. Baru turun sekitar bulan November.
"Sejak minggu ke tiga Februari aja udah kenceng. Panasnya tinggi. Baru memasuki akhir bulan Mei kemungkinan panasnya turun sedikit, dan nanti di bulan Juli akan panas lagi," katanya saat menjelaskan siklus panas.
Selain karena fenomena alam, Siti Nurabaya tidak menutup kemungkinan memang sengaja terjadi pembakaran. Namun yang harus dilakukan sekarang adalah memadamkan kebakaran yang sedang terjadi, serta mengontrol patroli terpadu agar terus berjalan.
Selain Riau, dia juga akan memantau kebakaran hutan yang terjadi di provinsi lain seperti di Kalimantan Timur yang baru muncul juga. (fjr)