Menteri PPPA Dorong Penyelenggaraan Sepakbola yang Ramah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga, mendorong semua pihak untuk menghadirkan stadion sepakbola yang ramah serta memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak. Ini mengacu pada tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022.
“Penyelenggara pertandingan harus memiliki panduan atau protokol perlindungan bagi kelompok rentan, khususnya anak-anak termasuk juga perempuan dan penyandang disabilitas,” kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga di Jakarta, Selasa 4 Oktober 2022.
Ia menyampaikan rasa prihatin dan rasa duka mendalam terhadap korban meninggal dan luka-luka, usai pertandingan Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan. Terlebih terdapat korban perempuan dan anak dalam kerusuhan tersebut.
KemenPPPA telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Data sementara, korban tragedi Kanjuruhan dari Posko Postmortem Crisis Center Pemerintah Kabupaten Malang, Selasa 4 Oktober 2022 pukul 02.00 WIB, total korban meninggal dunia sebanyak 133 orang.
Korban perempuan sejumlah 42 orang, laki-laki 91 orang, dan 37 orang anak dengan rentang usia 3-17 tahun. Sementara korban yang belum teridentifikasi, usianya sebanyak 18 orang (data sewaktu-waktu bisa berubah).
Menteri PPPA berharap kejadian seperti itu tak lagi terulang dan edukasi kepada suporter kembali harus dimasifkan. Agar ke depannya kegiatan menonton laga sepakbola yang digandrungi berbagai usia dan kalangan dapat dinikmati tanpa harus ada kekhawatiran.
Untuk memudahkan penanganan, Kemen PPPA juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur serta Kabupaten Malang.
"Semestinya pertandingan sepakbola menjadi tontonan yang menghibur, menyenangkan, dan aman bagi penontonnya, jauh dari tindak kekerasan dan membawa prinsip kompetisi yang sehat," ujar Bintang Puspayoga.
"Fasilitas stadion juga harus mendukung hadirnya penonton perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Dilengkapo fasilitas petunjuk, seperti larangan merokok dan larangan lain yang dapat memicu terjadinya kerusuhan," sambungnya.
Selain itu, lanjut Bintang Puspayoga, diharapkan ada kerja sama seluruh pihak, mulai dari federasi, pemerintah, klub, dan supporter untuk mewujudkan pertandingan yang ramah bagi kelompok rentan.
Kementerian PPPA juga mengajak semua pihak, termasuk korban untuk berani bicara dan mengungkap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Untuk memudahkan aksesibilitas kepada korban atau siapa saja yang melihat dan mendengar adanya kekerasan dapat melaporkan kasusnya melalui call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 dan WhatsApp 08111 129 129.