Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant Dipecat Dua Kali, Ini Sebabnya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan mengangkat eks Menteri Luar Negeri Israel Katz sebagai gantinya. Sepanjang serangan ke Gaza sejak Oktober tahun lalu, Yoav Gallant telah dipecat dari posisinya sebanyak dua kali.
Yoav Gallant Dipecat
Pengumuman pemecatan itu disampaikan pada Selasa, 5 November 2024. Netanyahu menyebut jika ia telah kehilangan kepercayaan pada Gallant atas penanganan perang di Gaza dan Lebanon.
"Beberapa bulan ini kepercayaan itu telah luntur. Sehingga saya mengakhiri masa tugasnya sebagai menteri pertahanan," kata Netanyahu dalam keterangan resminya dikutip dari media.
Dia melanjutkan jika terjadi perbedaan yang semakin lebar antara dirinya dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, "hingga diketahui pihak musuh, dan menggunakannya sebagai kelemahan kita dan mengambil keuntungan atasnya."
Atas pemecatan itu, Yoav Gallant menyampaikan komentar di X. "Menjamin keamanan Israel selalu menjadi misi saya dalam hidup," cuitnya.
Angkat Menteri Luar Negeri
Selanjutnya Netanyahu mengangkat Israel Kantz sebagai Menteri Pertahanan Isral. Sedangkan posisi Kantz sebelumnya, Menteri Luar Negeri diisi oleh Gideon Saar.
"Saya berjanji akan mencapai tujuan perang dan mengembalikan tawanan," kata Kantz di X.
Disambut Protes
Pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant diikuti dengan pecahnya aksi protes dari ribuan massa di Tel Aviv. Aksi juga terjadi di depan kediaman Netanyahu di Jerusalem juga memblokir sejumlah jalan umum.
Forum Keluarga Tawanan dan Orang Hilang mengecam pemecatan itu. "Pemecatan Menteri Pertahanan adalah bukti buruk bagaimana Israel Menyusun prioritas," cuit mereka di X.
Mereka menilai Yoav Gallant telah mencapai sejumlah tujuan dalam perang di Gaza. Di antaranya membunuh Yahya Sinwar dan penerusnya Ismail Haniyeh.
Sedangkan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir merayakan pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Ia mencuit jika "kemenangan tak kan terjadi," dengan Gallant menjabat.
Dipecat Dua Kali
Pemecatan Gallant bukan kali pertama terjadi. Sesaat setelah memulai serangan di Gaza Oktober tahun lalu, Yoav Gallant sempat diberhentikan oleh Netanyahu lantaran berbeda pendapat atas sistem hukum di Israel. Namun Yoav Gallant diangkat kembali setelah terjadi protes.
Selama setahun berjalan, sejumlah perbedaan antara Gallant dan Netanyahu dalam menangani perang Israel terus terjadi. Gallant menyebut jika perang tak memiliki akhir yang jelas, sedangkan Netanyahu menyebut perang tak akan berhenti selama Hamas belum dihabiskan dan sebelum militer Israel menguasai Gaza.
Diketahui serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 43.391 orang dan melukai 102.347 di Gaza sejak Oktober 2023. Sedangkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.139 orang dan 250 lainnya menjadi tawanan.