Menteri Kelautan Perikanan Sebut Sidat Potensi Besar Perikanan
Sektor industri pembesaran sidat merupakan potensi besar yang bisa dikembangkan di Indonesia. Selain harganya yang mahal, sidat dari Indonesia ke juga memiliki kualitas yang sangat baik. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan Dan Perikanan Edhy Prabowo dalam kunjungannya ke lokasi budidaya pembesaran Sidat di Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, pada Jumat 10 Juli 2020.
"Kita dapat anugerah anakan sidat selalu muncul di perairan Indonesia di waktu-waktu tertentu. Hampir setiap tahun jumlahnya sangat besar. Meskipun sidat berasal dari Zaragoza. Tapi benihnya paling besar lari ke Indonesia," kata Edy Prabowo.
Menurutnya, ini merupakan wujud pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Karena setelah besar Sidat akan kembali lagi ke daerah asalnya. Untuk itulah sidat harus dimanfaatkan dan dibesarkan menjadi industri Unagi.
Menurut Edhy Prabowo, Indonesia merupakan negara penghasil sidat yang paling besar di dunia. Namun, nilai ekspor keluar negeri produk sidat indonesia masih peringkat10. Peringkat nomor satu adalah negara Cina.
"Nilai yang paling hebat, kualitas dan harganya paling mahal daripada semua Unagi yang ada," tegasnya.
Edhy Prabowo menyebut, diperairan Indonesia khususnya di daerah dimuara sungai pada saat musim tertentu sangat banyak potensi sidatnya. Dirinya yakin yang dikembangkan disini tidak hanya sidat dari Banyuwangi. Tapi dari wilayah Indonesia termasuk dari Sulawesi, Pelabuhan Ratu dan seluruh pantai selatan Jawa.
Edhy Prabowo berjanji akan membantu produktivitas budidaya ikan sidat agar terus tumbuh. Dia juga meminta perusahaan melibatkan masyarakat dalam pengembangan usahanya. Hal seperti ini menurutnya harus didukung.
"Kami siap membantu segala macam bentuk perizinan termasuk pemasaran dan kemudahan-kemudahan lainnya untuk melakukan kegiatan usaha," tegasnya.