Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2000-2004 Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari dunia pariwisata, yaitu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000-2004, I Gede Ardhika, meninggal dunia. Ia meninggal dunia di Bandung karena sakit, pada Sabtu 20 Februari 2021. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka RS St Boromeus, Bandung.
Kabar duka itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam akun Twitter-nya. "Turut berduka atas meninggalnya Bapak I Gede Ardhika, Menteri Kebudayaan & Pariwisata periode 2000-2004," tulis Sandiaga Uno, Sabtu 20 Februari 2021.
Tak lupa, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mencapaikan rasa terima kasih atas segala jasa yang telah diberikan I Gede Ardhika. "Terima kasih atas segala jasa yg telah diberikan untuk Bangsa ini, terutama dalam mengedepankan aspek budaya kita untuk meningkatkan sektor pariwisata & membuka lapangan kerja," tulis Sandiaga.
I Gede Ardhika meninggalkan dua anak. Sedangkan sang istri, Ni Ketut Indriati telah berpulang untuk selama-lamanya, pada 5 Maret 2017 silam. Jenazah Ni Ketut Indriati dibuatkan upacara Ngaben di Desa Pakraman Sudaji, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng. Puncak upacara Ngaben berupa Pebasmian berlangsung pada Anggara Pon Merakih di Setra Pakraman Sudaji, pada 19 Desember 2017.
Dikutip dari berbagai sumber, I Gede Ardhika adalah pria kelahiran Singaraja, Bali, 15 Februari 1945. Ia adalah seorang Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2000-2004.
Ia menempuh pendidikan di Akademi Perhotelan Nasional Bandung pada 1964 dan lanjutkan pendidikan di Manajemen Perhotelan Institut Internasional Glion di Swiss pada 1969 - 1972.
Saat dirinya menjabat, I Gede Ardhika terapkan konsep pembangunan berwawasan budaya dalam kepariwisataan nasional sehingga mendorong berbagai pihak mempertimbangkan budaya dan kearifan lokal dalam perencanaan daerahnya masing-masing.
Dalam bukunya, I Gede Ardhika menuliskan bahwa cita-cita sekaligus tantangan kepariwisataan Indonesia saat ini adalah mewujudkan kepariwisataan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, baik dari sisi ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan. Alternatif jawaban idealisme itu adalah kepariwisataan berbasis komunitas masyarakat sebagai pelaku.