Menteri Inggris Mundur karena Gelar Pertemuan di Israel
Menteri bidang bantuan internasional Inggris Priti Patel mengundurkan diri pada Rabu 8 November karena melakukan pertemuan yang tidak sah di Israel. Wanita berusia 45 tahun ini menjadi anggota kabinet terbaru yang terlibat dalam badai skandal yang mengguncang pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.
"Saya mengajukan permintaan maaf yang luar biasa kepada Anda dan pemerintah atas apa yang terjadi dan menawarkan pengunduran diri saya," tulis Patel dalam sebuah surat kepada May, menjadikannya menteri kedua yang mundur dari kabinet dalam kurun waktu satu pekan.
May memanggil Patel kembali dari kunjungannya ke Afrika untuk menjelaskan perundingannya dengan politikus dan pejabat Israel, tempat dia dilaporkan telah meningkatkan kemungkinan Inggris mengalihkan bantuan ke tentara Israel.
Patel telah meminta maaf pada Senin karena mengadakan 12 pertemuan terpisah -- termasuk dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu -- dalam sebuah liburan keluarga ke Israel pada Agustus, tanpa memberi tahu Kementerian Luar Negeri atau Downing Street terlebih dahulu.
Patel menulis dalam suratnya bahwa telah ada "sejumlah laporan tentang tindakan saya dan saya menyesal bahwa ini menjadi gangguan."
May menerima surat pengunduran diri Patel, dengan membalas dalam sebuah surat bahwa "Inggris dan Israel adalah sekutu dekat, dan memang benar bahwa kita harus bekerja sama secara dekat, tetapi itu harus dilakukan secara formal."
Sehari sebelumnya, seorang pejabat senior Palestina menyebut pertemuan tanpa izin seorang menteri Inggris di Israel sebagai hal “memalukan,” mendesak Perdana Menteri Theresa May untuk bereaksi.
Pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi mengecam pertemuan tersebut, menuduh Israel ingin mengubah menteri dari pemerintah asing menjadi “advokat” melalui cara ilegal.
“Menurut saya itu memalukan dan membuat saya bertanya-tanya berapa banyak kasus lain, tidak hanya di Inggris namun juga tempat lain, yang tidak terungkap,” ujar Ashrawi kepada AFP.
“Hal itu membutuhkan investigasi serius dan akuntabilitas serius,” katanya, walaupun dia tidak secara langsung meminta May untuk memecatnya.
“Saya rasa upaya Israel mencampuri urusan pemerintah lain harus diperiksa,” kata Hanan Ashrawi. (afp)