Menteri Desa Sebut Ekonomi Dunia Lambat Karena Kondisi Politik
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, menyebut, konstelasi politik dunia sampai 2020 menyebabkan perlambatan ekonomi dunia.
“Terjadi perlambatan ekonomi dunia pada 2020. Salah satu faktor adalah perang dagang antara Amerika dengan China. Salah satu, tapi konstelasi politik dunia juga mempengaruhi. Kondisi Amerika dengan Presiden Trump mendapatkan impeach itu juga mempengaruhi,” tuturnya pada Sabtu 28 Desember 2019, saat mengunjungi Desa Sanankerto, Bululawang, Kabupaten Malang.
Maka dari itu, kata Halim, jalan keluar untuk mengatasi perlambatan ekonomi tersebut, yaitu dengan percepatan perekonomian di desa dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Sebab menurutnya, modal perekonomian Indonesia ada di desa dan UMKM.
“Karena ini urusan global, Indonesia harus benar-benar riset atau mempersiapkan diri untuk memasuki wilayah atau era seperti itu. Nah, kekuatan Indonesia ada di desa, ada di ekonomi mikro, ada di UMKM disamping terus mengundang investor,” jelasnya.
Karena itu, Halim mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan supaya ada percepatan ekonomi di desa.
Halim mengatakan ada tiga upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat perekonomian di desa. Salah satunya adalah dengan mempercepat pencairan Dana Desa (DD).
"Oleh karena itu Presiden meminta agar dana desa Bulan Januari sudah cair 40 persen dari pagu. Bukan 20 persen seperti tahun sebelumnya. Supaya segera terjadi pergerakan ekonomi di desa-desa dengan cairnya Dana Desa yang 40 persen dari pagu,” jelasnya.
Selain itu terang Halim, percepatan pergerakan ekonomi di desa juga diupayakan dengan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selama ini, BUMDes dinilai telah berkontribusi positif terhadap percepatan perekonomian dari desa.
“Penguatan dan revitalisasi BUMDes. Makanya kita terus melakukan telaah dan percapatan terhadap BUMDes. Karena BUMDes juga membantu penguatan ekonomi,” katanya.
Menurutnya, jika percepatan perekonomian di desa sudah maksimal, daya tahan Indonesia untuk menghadapi penurunan ekonomi global akan lebih kuat dibanding dengan negara-negara lainnya.
“Jika 74.000 desa, tidak semua, separuh saja kemudian terjadi pergerakan ekonomi yang signifikan. Pasti daya tahan Indonesia akan jauh lebih dibanding negara-negara lain,” jelas Halim.