PUPR Siapkan Perencanaan Sumberdaya Air di Ibu Kota Baru
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, tengah menyiapkan skenario kebutuhan sumberdaya air di ibu kota baru, Republik Indonesia, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Rencana pemindahan ibu kota, Negara Republik Indonesia, pada 2024 nanti, Basuki menerangkan sudah mensurvei lokasi ibu kota baru. Mereka sudah menemukan 11 sumber air. Namun meski sudah menemukan sumber air, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam waktu dekat akan membangun tiga bendungan.
"Ada 11 sumber air di ibukota negara baru. Ada tiga bendungan, dua bendungan kecil, yang satu lagi bendungan besar," ungkap Basuki Hadimuljono saat menghadiri Pengukuhan Profesor di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya pada Rabu 13 November 2019.
Basuki menerangkan Kementerian PUPR sudah melakukan survei terhadap lokasi yang menjadi tiga bendungan untuk kebutuhan air di ibu kota baru tersebut.
Dengan hal itu, menteri asal Surakarta ini memperkirakan jumlah tersebut cukup memenuhi kebutuhan air bersih, di ibu kota baru pada 2024 nanti.
"Ada 1,5 juta orang yang akan pindah ke ibu kota baru, pada 2024 nanti, kementerian pertama yang akan pindah yakni Kementerian PUPR. Jumlah ini cukup memenuhi kebutuhan air bersih di sana," terangnya.
Basuki mengatakan, dengan adanya dua sungai besar di sekitar lokasi ibu kota baru yaitu Sungai Mahakam dan Sungai Kahayan menjadi salah satu sumber air yang bisa dimanfaatkan.
"Ada Sungai Mahakam dan Sungai Kahayan di sebelah timur kawasan ibukota negara baru. Dua sumber air itu bisa kami manfaatkan," jelasnya.
Namun untuk kebutuhan air baku sendiri, Basuki mengungkapkan Kementerian PUPR masih belum menghitung secara pasti. Maka dari itu ia akan memakai penelitian dari Profesor Pitojo untuk menghitung persediaan air baku di lokasi ibu kota baru.
"Belum kami hitung (kebutuhan air baku), tapi kami akan coba dengan paper Pak Pitojo (mengenai kebutuhan air bersih di ibukota negara baru)," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Profesor Pitojo Tri Juwono dalam penelitiannya yang berjudul "Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara di Kaltim, Bagaimana dengan Daya Dukung Air Bakunya?".
Dalam penelitiannya tersebut Profesor Pitojo menyoroti perihal ketersediaan sumberdaya air di Kalimantan Timur (Kaltim), seiring dengan rencana pemindahan ibu kota baru, Republik Indonesia.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kaltim, menurut Pitojo akan memengaruhi ketersediaan sumberdaya air dari segi alihfungsi lahan dan pertumbuhan penduduk.