Menteri Agama Lukman Hakim: Cap Go Meh Kumandangkan Pluralisme
Klimaksnya Festival Cap Go Meh Singkawang adalah atraksi para Tatung, kemarin. Aksi yang bikin dada berdetak itu mampu membius para wisatawan mancanegara.
Aksi dan atraksinya yang ekstrem serta keindahan tari-tariannya mampu menegaskan bahwa ini adalah bagian soliditas, toleransi, dan pluralisme Kota Seribu Kelenteng yaitu Singkawang.
“Harus diingat bahwa budaya dan tradisi bangsa Indonesia sangat beragam. Hal ini merupakan warisan yang penting dan harus dipertahankan. Perayaan Cap Go Meh Singkawang ini salah satunya yang wajib dilestarikan, ini juga bentuk keberagaman bangsa Indonesia," ungkap Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir mewakili Presiden RI Joko Widodo.
Perayaan Cap Go Meh Singkawang tahun ini sangat spesial. Ada empat rekor MURI yang diraih. Selain gerbang Cap Go Meh terbesar, ada 3 kriteria terbanyak. Ada kriteria replika naga, lampion, dan tatung.
Rekor MURI ini pun menjadi penyedap parade 1.129 Tatung yang dimulai pukul 07.00 WIB. Lukman Hakim juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini.
“Kerukunan itu sumber kekuatan bangsa. Singkawang ini sangat potensial untuk menarik wisatawan lebih banyak. Penyelenggaraan tahun ini luar biasa. Kami juga sangat bahagia, karena masyarakat merasakan imbasnya. Kota kami penuh, hotel kami ramai, destinasi wisata kami bergairah, dan kami akan menjadikan Singkawang menjadikan kota toleransi nomer satu di Indonesia," tambah Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie dalam sambutannya.
Tjhai juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Kemenpar yang telah mendukung salah satu dari 100 CoE Kemenpar 2018 tersebut. Di panggung utama, terpampang jelas ucapan terima kasih dari masyarakat Singkawang untuk Kemenpar atas dukungannya.
Baliho besar itu persis di depan panggung utama tempat Menteri Agama beserta ibu dan Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi dan ibu menyaksikan acara puncak yang heboh tersebut.
Pembukaan dilakukan Menteri Agama didampingi Menpora Imam Nahrawi. Usai dibuka oleh Menteri Agama, para Tatung pun langsung unjuk aksi. Menggunakan beragam jenis logam tajam, mereka pun unjuk kebolehan. Mulai dari menusukan besi ke pipi hingga berpose di atas parang tajam.
Aksi mereka dilakukan di atas tandu. Kerennya tidak ada luka atau tetesan darah dari tubuh para Tatung tersebut.
Kepala Bidang Pemasaran Area III, Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional 2 Sapto Haryono juga menyambut gembira acara puncak yang heboh. Kata Sapto, rangkaian perayaan Cap Go Meh Singkawang merupakan simbol penghormatan pluralisme. Meski berbeda, tapi menghargai satu sama lain.
Pria yang juga pernah menjadi Dosen beberapa akademi Pariwisata itu mengatakan, acara ini merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan, sebagai daya tarik wisata. Untuk itu, perlu mendapat dukungan semua pihak terkait yakni unsur penthahelix.
Dalam acara puncak tersebut menjadi even yang paling ditunggu. Wisatawan memadati di sepanjang rute parade Tatung ini. Tua, muda, hingga anak-anak pun membaur menjadi satu. Meski berdesak-desakan, mereka tetap aktif memainkan kamera handphonenya. Memotret peserta parade, hingga aneka aksi selfie.
Selain Diponegoro, parade ini melwati kawasan Sejahtera, Budi Utomo, Salam Diman, Setia Budi, Niaga, juga Pai Bakir.
Untuk menjadi seorang Tatung tidak harus berusia dewasa. Anak-anak pun jadi. Festival Cap Go Meh tahun ini memberikan kesegaran dengan Tatung anak-anak. Meski muda, namun aksi mereka layaknya Tatung dewasa. Hanya saja, mereka ini belum diijinkan memainkan benda tajam.
Sukses Festival Cap Go Meh 2018 Singkawang pun mendapat 2 jempol dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Sebab, pariwisata mampu jadi bagian perekat persatuan bangsa.
“Kami ucapkan selamat dan terima kepada Singkawang atas penyelenggaraan festival ini. Inovasi untuk penyelenggaraan tahun depan beserta rekor-rekor MURI lainnya tetap dinanti, selain itu, event ini semakin mengkumandangkan bahwa walaupun kita berbeda, namun tetap satu jua," pungkasnya. (*)
Advertisement