Mentan Berikan Kursus Kilat Biosaka kepada Petani Lamongan
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo memberikan kursus kilat pembuatan Biosaka kepada sejumlah petani Lamongan, Rabu, 15 Februari 2023, petang.
Kursus kilat itu berupa praktik langsung, secara manual mencampur bahan dari tumbuhan atau rerumputan yang dengan sejumlah air pada sebuah bak plastik.
Hanya memakan waktu tidak lebih 15 menit bahan yang diremas-remas hingga warna air berubah cokelat. Sebelum selesai larutan harus dicek dengan alat ukur Total Dissolved Solids (TDS) meter atau alat pengukur partikel terlarut dalam air.
"Bahannya sangat mudah. Ambil tumbuhan atau rerumputan apa saja yang ada di sekitar sawah. Ingat, cara meremasnya putar ke kiri. Rendam dalam air lebih dulu. Selanjutnya diremas-remas dua tangan. Selama 15 menit biasanya sudah selesai," katanya saat berkunjung ke Lamongan.
Menteri Yasin Limpo menjelaskan, larutan yang sudah jadi bisa disimpan hingga dua tahun. Adapun pemakaiannya disemprotkan di atas tanaman ke arah atas.
"Saya sudah mempraktikkan ini di dua belas provinsi. Lumayan kita bisa menekan kebutuhan pupuk hingga lima puluh persen," katanya.
Kursus kilat juga diikuti Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan beberapa pejabat lainnya. Kursus kilat ini dilanjutkan dengan melakukan panen raya padi secara simbolis di Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi. Menteri Yasin Limpo mengemudikan langsung mesin combine didampingi Bupati Yuhronur.
Usai mengikuti dua kegiatan, Menteri Yasin Limpo pada gilirannya memberikan sambutan atau penilaian tentang Lamongan dengan dunia pertaniannya.
Keinginannya mengunjungi Lamongan karena ingin membuktikan apa yang didengar sekaligus dilihatnya tentang pertanian di Lamongan. Khususnya soal Lamongan yang disebut-sebut sebagai lumbung padi terbesar di Jawa Timur.
Awalnya disebutkan, luas panen pada Januari sampai Maret adalah 3,48 juta hektare. Itu datanya BPS. Adapun hasil pantauan satelit terdeteksi 10,64 - 11 juta. Dari data tersebut, produksi di Lamongan terpantau melalui satelit terlihat luar biasa. Produksinya naik lebih dari 7,2 persen.
"Saya ingin membuktikannya. Makanya saya datang ke sini (Lamongan) atas petunjuk digital. Dan ternyata benar," tandasnya.
Bupati Yuhronur melapor, luas tanam di Lamongan pada Oktober 2022 - Januari 2023 mencapai 62.448 hektare. Pada panen padi pertama di tahun 2023 luas panen di Lamongan mencapai 683 hektare dengan hasil 7,3 ton per hektare. Adapun harga per kilogram mencapai Rp 5,3 - 6,1 ribu.
"Kita optimis panen raya padi di Lamongan kali ini akan berjalan dengan baik dan maksimal. Terpenting lagi, Lamongan mampu mempertahankan predikat lumbung pangan nasional," paparnya.