Menstrual Cup dan Tampon, Pembalut Ramah Lingkungan
Perempuan rutin menggunakan pembalut sekali pakai saat datang jadwal menstruasi. Namun, sadarkan Anda bahwa pembalut sekali pakai memberi efek buruk pada lingkungan? Menurut riset Stockholm University, plastik di dalam bungkus pembalut memerlukan waktu sekitar 500-800 tahun untuk terurai. Itu berarti sampah pembalut sekali pakai memerlukan waktu penguraian lebih lama dari sampah plastik botol yang memerlukan waktu antara 70-450 tahun untuk terurai.
Jika rata-rata dalam sebulan wanita membuang sampah pembalut sebanyak empat lembar pembalut dalam sehari, lalu dikalikan enam hari, akan terkumpul sebanyak 24 sampah pembalut hanya dalam waktu sebulan. Belum lagi jika dikalikan dengan jumlah penduduk wanita di Indonesia, jumlahnya kurang lebih mencapai 26 ton per hari.
Selain menyumbang sampah yang banyak, pembalut juga dapat mencemari lingkungan di sekitar. Hal ini terlihat dari masih adanya masyarakat yang membuang pembalut ke dalam sungai ataupun selokan yang dapat menganggu ekositem hewan-hewan di dalam sungai.
Ada solusi untuk perempuan saat datang bulan atau menstruasi sehingga ramah lingkungan. Namun, banyak wanita yang belum berani untuk mencoba dan ada pula yang belum mengetahui tentang pembalut ramah lingkungan ini.
Menstrual Cup
Menstrual cup merupakan cawan berbentuk corong kecil yang terbuat dari bahan karet ataupun silikon. Cup ini berfungsi sebagai penampung darah saat menstruasi. Meski belum banyak yang tahu, alat ini bisa dipakai menjadi alternatif untuk para wanita saat menstruasi.
Berbeda dengan pembalut, menstrual cup digunakan ke dalam vagina untuk menampung pengumpulan darah saat menstruasi. Alat kesehatan ini biasanya memiliki dua ukuran yaitu yang sudah melahirkan dan ukuran untuk yang belum pernah melahirkan.
Menstrual cup ini memiliki daya tampung darah yang dapat mencapai 30 ml dan dapat digunakan berulang-ulang sehingga lebih praktis. Satu buah menstrual cup dapat digunakan hingga sepuluh tahun.
Dilansir dari laman healthline, menstrual cup memiliki berbagai kelebihan. Seperti hemat anggaran, lebih aman karena tidak perlu menyerap darah dan tidak berisiko terkena penyakit toxic shock syndrome (TSS) atau infeksi bakteri langka dan juga tidak menyebabkan dampak buruk pada lingkungan.
Jika Anda hendak menggunakan menstrual cup ada baiknya berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter kandungan, agar lebih mudah untuk mengetahui kebutuhannya seperti kapasitas menstrual cup, pertimbangan usia pengguna, fleksibilitas menstrual cup, dan banyak kecilnya aliran darah ketika menstruasi.
Kelebihan Menstrual Cup
1. Tahan lama
Menstrual cup bisa dipakai kembali setelah dicuci. Daya tahan 6 bulan hingga 10 tahun, bergantung dari jenis dan perawatan yang dilakukan oleh pemiliknya.
2. Kapasitas besar
Menstrual cup dapat menampung darah hingga sekitar 40ml. Dibandingkan dengan metode lainnya, seperti tampon ataupun pembalut yang hanya bisa menyerap darah sekitar 7 ml saja, dan itulah sebabnya, mengapa menstrual cup dapat bisa dipakai lebih lama sekitar 6-12 jam.
3. Tidak menimbulkan bau
Bau darah kotor yang anyir biasanya muncul ketika kita memakai pembalut atau tampon. Namun, menstrual cup tidak mengeluarkan bau tak menyedapkan itu.
4. Menjaga pH dan bakteri baik pada vagina
Penggunaan menstrual cup juga tidak akan mengganggu atau merusak keseimbangan pH dan bakteri yang terdapat pada vagina, karena hanya digunakan untuk menampung. Hal tersebut tentu akan berbeda bila menggunakan tampon atau pembalut yang dapat menyerap darah haid, sehingga akan menggangu pH dan bakteri yang ada di vagina.
5. Lebih aman
Tugas menstrual cup hanya menampung darah haid dan bukan menyerapnya, jadi hal itu bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi bakteri. Selain menjadi produk yang ramah lingkungan, produk menstrual cup tidak akan menyebabkan risiko lecet atau ruam.
Kekurangan Menstrual Cup
1. Sulit pakainya
Proses penggunaan menstrual cup sulit juga membuat penggunanya tak nyaman. Terutama bagi perempuan yang belum pernah melakukan hubungan intim. Sehingga pemakaian menstrual cup sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter kandungan.
2. Lebih berantakan
Selain proses pemasangan menstrual cup yang sulit, proses untuk melepaskannya juga rumit. Jika asal cabut dikhawatirkan darah haid akan tercecer dan berantakan mengotori pakaian.
3. Perlu menyesuaikan ukuran
Menstrual cup tersedia dalam berbagai ukuran, sehingga memungkinkan penggunanya untuk mencoba beberapa ukuran terlebih dahulu sebelum menemukan yang paling cocok. Ini bisa menyebabkan kesulitan bagi yang mengalami rahim miring atau turun serta fibroid.
4. Memungkinkan timbulnya alergi
Beberapa menstrual cup terbuat dari bahan lateks, sehingga pengguna yang memiliki alergi pada bahan tersebut perlu berhati-hati dan harus teliti ketika akan membeli produknya. Solusinya pakai menstrual cup berbahan silicon.
5. Butuh perawatan ekstra
Membersihkan menstrual cup tak hanya sekedar dicuci. Menstrual cup juga perlu disterilkan menggunakan air panas setiap bulannya, dan hal itu harus dilakukan secara telaten. Tujuannya agar alat reproduksi perempuan tidak iritasi.
Tampon
Tampon merupakan sejenis pembalut berbentuk silinder dan terbuat dari kapas. Fungsinya sama dengan pembalut, yaitu menyerap darah menstruasi. Hanya saja, pembalut digunakan dengan cara ditempelkan ke pakaian dalam, sementara tampon dimasukkan ke vagina.
Terdengar sedikit menyakitkan, ya. Namun, penggunaan tampon sendiri memang banyak digunakan para wanita, terutama yang memiliki mobilitas tinggi di luar rumah. Misalnya, travel vlogger, model, instruktur olahraga, atlet olahraga (seperti renang), dan sebagainya.
Kelebihan Tampon
1. Mudah menyerap cairan
Berbahan kapas, yang memiliki daya serap banyak membuat tampon hampir sama dengan pembalut, hanya saja berbeda penempatan ketika dipakai.
2. Mudah disamarkan
Memiliki bentuk yang cenderung lebih kecil dan mudah di selipkan di mana saja, pada pembalut penggunaannya ditempelkan pada celana dalam sedangkan pada tampon digunakan di dalam vagina jadi dimasukkan ke dalam organ intim.
3. Mudah digunakan beraktivitas
Berbeda dengan pembalut, tampon lebih efektif ketika digunakan, karena bisa digunakan untuk beraktivitas tanpa ada mengganjal atau merasa tidak nyaman juga menimbulkan bentuknya, bisa dibuat untuk berenang, dan olahraga lainnya.
Kekurangan Tampon
1. Infeksi
Pemakaian tampon seharian penuh akan berefek bahaya karena bisa berisiko terkena TSS. Hal ini bisa menimbulkan gejala mual, muntah, pusing, gatal, lemas, bahkan jika dibiarkan akan menimbulkan kematian.
2. Risiko tampon tertinggal di dalam vagina
Pada beberapa kasus yang pernah terjadi, tampon yang tertinggal di vagina, disebabkan oleh benang penarik yang terputus dibagian utama ketika akan menariknya keluar, bila hal itu terjadi, pengguna harus segera dilarikan ke puskesmas, klinik, atau unit gawat darurat.
3. Robeknya selaput dara
Selaput dara bisa saja robek tanpa sengaja ketika proses pemasukan tampon ke dalam vagina, maka jika akan mencoba menggunakan tampon sebaiknya memilih ukuran yang sesuai, atau mencobanya terlebih dahulu.
4. Menimbulkan nyeri
Efek samping yang ditimbulkan ketika menggunakan tampon adalah rasa nyeri yang terjadi ketika menggunakan tampon dalam keadaan tidak rileks, sehingga otot vagina akan mengenacang dan tampon susah masuk ke dalam vagina jadi akan menimbulkan nyeri, tetapi nyeri yang dirasakan masing-masing orang berbeda-beda.
Belajar pakai tampon yang benar
1. Cuci Tangan Sebelum Pakai
Mencuci tangan harus dilakukan sebelum Anda menggunakan tampon. Hal ini wajib dilakukan guna memastikan tidak ada kuman atau bakteri penyebab penyakit yang masuk ke vagina saat memasukkan tampon. Disarankan mencuci tangan menggunakan sabun dan dibilas pakai air mengalir.
2. Cari Posisi Duduk yang Nyaman
Cari posisi duduk yang nyaman dan relaks adalah hal wajib kedua yang perlu dilakukan. Jika Anda tidak mencari posisi duduk yang nyaman, maka proses pemasukan tampon ke vagina akan sangat sulit.
Anda bisa duduk di atas dudukan toilet, lalu buka kedua kaki dengan lebar, dan usahakan tetap santai. Bantu dengan latihan pernapasan agar tubuh terasa lebih relaks.
3. Waktunya Pasang Tampon
Setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman dan tubuh sudah terasa lebih relaks, saatnya memasukkan tampon. Bagi wanita yang baru pertama kali, mengalami kesulitan saat memasukkan tampon ke vagina itu wajar. Sebaiknya, gunakan tangan yang biasa dipakai untuk memegang tampon. Pastikan tali tampon menjuntai ke bagian bawah (bukan ke atas).
Setelah itu, gunakan tangan yang satu lagi untuk membuka labia vagina. Lalu, masukkan tampon secara perlahan. Bila semua bagian tampon sudah masuk ke vagina, pastikan tali penarik tampon telah tergantung di bagian ujung vagina. Setelah itu, jangan lupa mencuci tangan dengan sabun.
4. Lepas Tampon
Sama seperti pembalut, Anda harus mengganti tampon selama 4-8 jam sekali. Hal ini guna mencegah “kebocoran”. Cara melepasnya pun sangat mudah. Cukup tarik tali tampon yang tergantung di ujung vagina. Kalau Anda ingin kembali memasang tampon, ulangi langkah-langkah sebelumnya.
Hanya saja, Anda perlu waspada dengan kemungkinan terjadinya TSS, yakni sebuah gangguan langka akibat penumpukan bakteri yang menyebabkan infeksi. Bukan karena penggunaan tampon, melainkan adanya racun yang diproduksi oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Meski begitu, tidak semua wanita yang menggunakan tampon pasti bisa kena TSS. Penyakit ini bisa terjadi bila tidak membersihkan vagina dengan baik setelah memakai tampon, tidak mengganti tampon secara berkala, dan terlalu sering menggunakan tampon.
Nah, setelah mengetahui cara pemakaian berikut kelebihan dan kelemahannya menstrual cup dan tampon di atas, apakah Anda lebih tertarik dibanding pakai pembalut biasa? Ingat, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter kandungan sebelum memakainya.