Mensos Ingatkan, Jangan Pura-pura Miskin, Bisa Miskin Beneran
Menjelang pencairan bantuan kenaikan harga BBM berupa Bantuam Langsung Tunai (BLT) akan muncul orang miskin baru. Mereka berasal dari kalangan orang mampu yang berpura-pura miskin dengan tujuan supaya memperoleh BLT yang bukan haknya.
"Orang yang pura-pura miskin itu apakah nggak takut miskin beneran, ucapan itu kan doa," kata Mensos Tri Rismaharini di Kantornya Kamis 1 September 2022.
Agar bantuann sosial ini tepat sasaran, Risma mengatakan data orang yang berhak menerima bantuan itu benar benar valid supaya tepat sasaran. Jangan sampai keluarga yang seharusnya menerima bansos malah "ngaplo" karena, diambi oleh orang yang tak berhak, ujarnya. "Bantuan sosial ini diberikan untuk mengirangi beban ekonomi akibat kenaikan harga BBM," kata mantan Walikota Surabaya.
Orang Miskin Bertambah
Senada dengan pernyataan Mensos, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengingatkan kenaikan harga BBM bisa menambah jumlah orang miskin. Hal itu terlihat saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2005.
Tercatat, harga bensin naik 32,6 persen dan solar menanjak 27,3 persen pada Maret 2005. Kemudian, harga bensin kembali naik 87,5 persen dan solar 104 persen pada Oktober 2005.
Imbasnya, angka kemiskinan naik dari 15,97 persen pada 2005 ke 17,75 persen pada 2006. Jumlah orang miskin juga meningkat dari 35,1 juta jiwa menjadi 39,3 juta jiwa. "Begitu ada kenaikan BBM inflasi 17 persen (2005), angka kemiskinan naik," ujar Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang ditayangkan secara virtual Selasa 30 Agustus 2022.
Peningkatan jumlah orang miskin juga tercermin saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2013 dan 2014. Tercatat, harga bensin melesat 44,4 persen dan solar naik 22,2 persen pada Juni 2013. Meski persentase penduduk miskin turun pada periode 2013-2015, tetapi jumlah penduduk miskin bertambah.
Berdasarkan catatan BPS, angka kemiskinan pada Maret 2013 11,37 persen. Kemudian, angkanya turun menjadi 11,25 persen pada 2014 dan 11,22 persen pada 2015.
Sementara itu, jumlah orang miskin pada Maret 2013 28,07 juta jiwa. Selang setahun, jumlahnya naik 28,28 juta jiwa lalu kembali meningkat pada Maret 2015 menjadi 28,59 juta jiwa. "Jangan sampai lengah tidak bisa mengendalikan harga di masing-masing daerah bisa berdampak ke tingginya angka kemiskinan," ujar Margo.