Mensos Gandeng 39 Perguruan Tinggi untuk Tanggani Disabilitas
Kementrian Sosial (Kemensos) menggandeng 39 perguruan tinggi se-Indonesia untuk memberikan pendampingan rehabilitasi sosial kepada tenaga kerja kemensos.
Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat berkunjung ke Surabaya beberapa waktu lalu.
Mantan Walikota Surabaya itu mengatakan, kerja sama tersebut berawal dari MoU-nya bersama Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengenai pendampingan anak disabilitas beberapa waktu lalu.
"Awalnya saya komunikasi dengan Rektor Unesa. Sama Pak Rektor kemudian dikenalkan dengan rektor eks Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dari situlah akhirnya ada MoU lanjutan dengan 39 perguruan tinggi itu," kata Risma kepada awak media.
Risma menjelaskan, pelatihan dan pendampingan ini ditujukan untuk pekerja sosial di bawah naungan Kemensos. Sebab, pendamping kadang kala kesulitan menghadapi anak disabilitas, anak yang membutuhkan treatment khusus. Terlebih setiap kondisi anak disabilitas berbeda-beda.
"Program saya banyak, bukan hanya untuk kemiskinan, tapi juga untuk anak disabilitas. Pendamping saya dari background pendidikan beragam dan tidak semuanya mengerti disabilitas, jadi saya kerja sama untuk itu," terang Risma.
Bagi Risma, pelatihan ini penting karena akan membantu Kemensos untuk menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan disabilitas, khususnya korban kejahatanan.
"Sering kali kita menemui kasus tunawicara diperkosa, lalu korban tidak bersaksi, ada juga anak berkebutuhan khusus lainnya. Kalau pendamping, saya terlatih bisa berkomunikasi dengan anak tersebut, atau bahkan bisa memberi perawatan untuk mereka," paparnya.
Lebih lanjut Risma mengatakan, pelatihan bagi pendamping juga akan membahas pola pendekatan kepada para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sehingga, pendekatan bisa lebih optimal tanpa ada kekhawatiran berlebih.
Ia mencontohkan, misal menghadapi PMKS yang tuna wicara tentu saja caranya berbeda dengan lainnya. Sehingga pelatihan tersebut penting untuk dilakukan.
"Makanya, kami menggandeng perguruan tinggi untuk melatih pendamping agar bisa mendampingi. Karena selama ini memang kesulitan untuk mendampingi," tambahnya.
Menurutnya, kerja sama tersebut saat ini telah dibahas untuk selanjutnya dimatangkan dalam pelaksanaannya. Bila sesuai rencana, Risma mengatakan, pelatihan akan dimulai bulan depan.
"Mudah-mudahan bulan depan bisa dilaksanakan trainingnya," harapnya.
Untuk diketahui, Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia sebelumnya juga menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk merancang modul pengasuhan anak disabilitas. Nantinya, modul ini dapat menjadi pedoman bagi orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau disabilitas.
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengatakan, pembuatan modul tersebut sebagai upaya mengurangi kekerasan seksual yang dialami oleh anak disabilitas.
"Jadi karena itu, kami membuat modul parenting untuk menangani anak-anak disabilitas, pengawasannya untuk orang tua dan semua masyarakat," kata Risma saat berkunjung ke Unesa, Jumat, 19 Mei 2023.
Mantan Walikota Surabaya itu mengakui, sejak menjabat sebagai Mensos selama dua tahun ini, permasalahan anak disabilitas adalah salah satu yang paling berat untuk diselesaikan.