Mensesneg Pratikno Ikut Salat Jenazah
YOGYA – Menteri Sekretraris Negara (Mensesneg) Pratikno turut melepas jenazah ekonom UGM A. Tony Prasetiantono di rumah duka Perumahan Pesona Merapi J 78, Yogya. Mantan Rektor UGM ini juga ikut menyalatkan jenazah Tony di masjid perumahan. Salat jenazah dilakukan setelah Salat Jumat.
Pratikno mengatakan Indonesia kehilangan sosok ekonom yang ikut andil dalam perbaikan bangsa. “Beliau seorang pemikir yang sangat produktif. Sosok ekonom yang hebat. Paling produktif untuk saat ini,” ujar Pratikno di rumah duka.
Pratikno melanjutkan kepergian Tony merupakan hal yang sangat berat. “Sungguh itu berat bagi kita. Kita kehilangan sosok. Tadi saya juga dititipi salam dari bapak presiden (Joko Widodo) karena bapak Presiden juga kenal dekat dengan almarhum. Bapak Presiden ikut berdukacita atas kepergian almarhum,” ungkap mantan Rektor UGM ini.
Selain Mensesneg, tampak pula Rektor UGM Panut Mulyono, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Mohamad Fadhil Hasan beserta anggota BSBI seperti Muhammad Eddie Purnawan dan Hikmahanto Juwana. Tampak pula para pejabat di lingkungan UGM serta kolega dan kawan dekat almarhum.
Ungkapan duka tidak hanya ditunjukkan dengan datang langsung ke rumah duka maupun ke makam. Sejumlah kolega mengirimkan bunga duka cita. Hal ini membuat perumahan Pesona Merapi yang terletak di kawasan Yogya Utara berubah menjadi hamparan bunga duka. Puluhan atau mungkin ratusan bunga papan ucapan duka berderet dari gerbang masuk, jalan-jalan perumahan hingga halaman masjid di pojok selatan perumahan. Sisi kiri dan kanan jalan, penuh dengan bunga ucapan duka untuk almarhum A. Tony Prasetiantono. Ekonom UGM yang juga anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI).
Bunga duka tersebut berasal dari pejabat negara, baik kalangan eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Ada dari Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Wantimpres Sri Adiningsih, Pramono Anung, dan sejumlah anggota DPR RI. Ada juga dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun sejumlah lembaga keuangan baik bank swasta maupun bank plat merah. Ucapan duka juga datang dari kalangan akademik baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, mahasiswa maupun alumni SMA tempat Tony menimba ilmu.
Upacara pelepasan berlangsung sebelum salat Jumat. Para tokoh yang hadir memberi sambutan pelepasan jenazah. Mereka mengungkapkan belasungkawa atas kepergian ekonom yang cerdas, ramah, suka membantu dan humoris. “Sejak sebelum menjadi rektor, saya sering minta tolong ke Pak Tony. Para mahasiswa yang ingin presentasi ke luar negeri, meminta saya selaku dekan untuk mengontak Pak Tony agar mencarikan sponsor. Dan beliau dengan senang hati membantu,” ungkap Panut Mulyono.
Panut juga menceritakan pertemuannya saat menggelar konser jazz. Waktu itu, kata Panut, Pak Tony berseloroh apa UGM bisa menggelar konser kelas dunia tetapi harga angkringan. “Saya katakan. Pasti bisa Pak Tony. Lanjut terus. Dan berlangsunglah konser kelas dunia itu dengan dukungan relasi Pak Tony,” ungkap Panut. Di akhir sambutannya Panut menegaskan UGM sangat kehilangan sosok yang sangat penting bagi UGM.
Sedangkan Eddie Purnawan mengawali sambutan dengan mengutip Surat Al Mulk ayat 1-2 beserta artinya. Eddie kemudian bercerita saat-saat terakhir pertemuannya dengan Tony. Dia ceritakan bagaimana Tony terlihat sangat bahagia dan bergembira. “Bahkan, driver yang menemani Pak Tony bercerita. Usai makan malam di Penang Bristo menuju hotel, Pak Tony mengaku sangat bahagia bertemu dan melihat kawan-kawannya bahagia,” cerita Eddie. Tak disangka ternyata itu merupakan pertemuan terakhir mereka.
Eddie menceritakan juga latar belakang pertemuan di rumah makan dekat Bank Indonesia itu. Menurutnya, makan malam tersebut merupakan pertemuan kangen-kangenan dengan teman-teman Yogya. Seusai acara BSBI, Tony menjadi salah satu anggota BSBI, sudah lama tidak ngobrol dengan kawan-kawan Yogya. Maka diagendakanlah pertemuan itu.
Berkumpullah Eddie Purnawan, Prof Wihana Kirana Jaya (mantan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM), Prof Agus Sartono (mantan Atase Pendidikan di Melbourne), Elan Satriawan, dan Rimawan yang bertugas mengontak rekan-rekannya. “Sama sekali tidak ada tanda-tanda sakit. Beliau sangat bahagia. Gembira. Sampai akhirnya saya dapat kabar beliau ada di MMC,” ungkap Eddie.
Atas nama BSBI, Eddie menyampaikan duka sedalam-dalamnya dan mendoakan almarhum diterima di tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Setelah sejumlah tokoh menyampaikan sambutan belasungkawa, Ferry Kurniawan mewakil keluarga menyampaikan sepatah kata. Keponakan almarhum ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu memperlancar proses pemakaman. Mulai dari Mensesneg, protokol Bank Indonesia, protokol BSBI, Bank Sumitomo hingga Garuda Indonesia.
“Jika Pak Eddie menjadi saksi bagaimana akhir Oom Tony begitu bahagia dan gembira di dekat kawan-kawannya, saya menjadi saksi betapa Oom Tony sangat dicintai banyak pihak. Kemudahan-kemudahan diberikan oleh banyak pihak tanpa banyak pertanyaan. Termasuk bantuan dari KBRI Den Haag yang mengurus Tante Eva dan Meydi yang lagi di Belanda. Proses pemulangan jenazah ke Yogya pun tanpa ada kendala. Pihak Garuda melalui Dirutnya Pak Ari memberikan kemudahan sebelum kami minta,” tandas Ferry.
Ferry tak kuasa menyelesaikan sambutannya mewakili keluarga. Dia menangis sesenggukan usai mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu. Para pelayat pun ikut terbawa suasana duka. Banyak yang mengusap air mata dengan tisu maupun sapu tangan. Penghormatan di rumah duka diakhir dengan pembacaan doa oleh Ustad Syaiful.
Usai penghormatan di rumah duka, jenazah Tony dibawa ke masjid. Para pelayat termasuk Mensesneg Pratikno melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut. Setelah salat Jumat, ratusan jenazah ikut menyalatkan jenazah Tony Prasetiantono. Baru kemudian, jenazah dibawa ke pemakaman Keluarga UGM di Sawitsari.
Iring-iringan mobil jenazah beserta rombongan pelayat dipandu vorijder mengular membelah jalan Kaliurang menuju makam yang berada di kawasan Ringroad Utara, Di makam, juga sudah banyak menunggu para kolega almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir. Istri almarhum, Eva Supita dan putri semata wayangnya Meydina Sasha Putri juga mengantar jenazah hingga ke makam. (erwan w)