Menristekdikti Besuk Mahasiswa Korban Ambruknya Selasar BEI
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir membesuk sejumlah mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang yang menjadi korban runtuhnya selasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di salah satu rumah sakit.
Korban pertama yang ditemui M Nasir adalah Astradea (20), ia mengalami patah pada kaki kirinya. Rencananya akan dilakukan operasi pemasangan pen pada kaki kirinya.
"Semoga lekas sembuh dan sehat seperti semula sehingga bisa belajar lagi," ujar Nasir, Selasa, 16 Januari 2018.
Korban lainnya yakni Diana Febrianti, yang mengalami retak pada kakinya. Diana mengaku beruntung karena salah satu kakinya berada pada tempat yang tidak runtuh.
"Ditarik sama teman, tapi kaki satunya lagi di bangunan yang runtuh. Alhamdulillah saya yang pertama kali diantar ke sini," kata Diana.
Para mahasiswa ini sedianya akan melakukan studi banding dan praktik lapangan ke sejumlah kota mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, dan Lombok dengan jumlah 92 mahasiswa dan dua koordinator. Korban yang dirawat di rumah sakit itu sebanyak 18 mahasiswa, sedangkan sisanya dirawat di rumah sakit lain dan ada juga yang pulang ke Palembang setelah kejadian naas itu.
Nasir mengaku prihatin dengan kecelakaan yang menimpa mahasiswa yang sedang melakukan studi banding tentang pasar modal di BEI itu.
"Saya sangat prihatin dengan kecelakaan yang menimpa mahasiswa yang melakukan studi banding tentang pasar modal di BEI itu. Saat perjalanan, di Jakarta terjadi kecelakaan. Ada yang patah tulang ada juga yang memar. Saya sangat prihatin sekali," kata Nasir.
Nasir meminta pihak BEI untuk membantu biaya pengobatan para korban hingga sembuh dari cedera yang dialami. Menurut Nasir, studi banding yang dilakukan itu sangat baik, karena memberikan wawasan mengenai pasar modal.
"Tuhan menentukan lain, kami meminta pihak terkait untuk membantu para korban dengan baik," harap dia.
Setidaknya, 72 mahasiswa menjadi korban runtuhnya selasar di BEI pada Senin. Para korban dirawat di lima rumah sakit berbeda. (ant/frd)