Menristek: Tantangan Terbesar Bangsa Indonesia Rendahnya SDM
Menristekdikti Mohammad Nasir, mengatakan salah satu modal dasar perkembangan dan penerapan iptek adalah SDM-SDM yang berkualitas, inovatif, kreatif, kompetitif, dan terampil yang mampu menjawab permasalahan nyata bangsanya untuk menggapai kesejahteraan.
SDM yang dimaksud adalah SDM yang berpendidikan tinggi yang berkualitas. Di sini peran universitas akan selalu dan semakin penting karena SDM dan iptek yang dihasilkannya akan menjadi kekayaan yang tak ternilai dan menjadi modal bangsa dalam menghadapi setiap perubahan dan persaingan di percaturan global.
"Pada abad-21 ini, setiap negara dihadapkan pada tantangan knowledge-based economy dan era Industri 4.0 serta Society 5.0 yang dipastikan berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat dan perkembangan ekonomi negaranya," kata M Nasir setelah menandatangani naskah kerjasama dengan Menteri BUMN untuk pengembangan Program Mahasiswa Magang Bersertifikat di Kampus Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Rabu 20 Maret 2019.
Menurut Nasir tantangan itu ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artifcial intelligence) dan big data yang akan membentuk kembali ekonomi, dengan 50% dari pekerjaan yang ada akan digantikan oleh otomatisasi. Pergeseran ini niscaya menuntut kita semua, baik sistem pendidikan, dunia usaha dan industri, juga pemerintah untuk turut berevolusi menyesuaikan diri.
Setiap negara, tentu dihadapkan dengan tantangan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing SDM bangsanya, agar dapat mempertahankan, juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Di sini peran perguruan tinggi akan semakin penting, karena SDM dan iptek yang dihasilkannya akan menjadi kekayaan yang tak ternilai dan menjadi modal bangsa dalam percaturan global.
Perguruan tinggi dituntut untuk membentuk manusia cendekia dengan kemampuan profesional dan iptek tinggi, serta berperan penting bagi kemajuan dan daya saing bangsa dalam arti kompetitif secara ekonomi.
Yang perlu digarisbawahi, dalam bingkai daya saing ini, kita tidak bisa menjalankan pendidikan tinggi dengan cara dan kualitas yang telah kita lakukan selama ini untuk menjawab tantangan masa depan, karena kualitas yang kita capai di hari kemarin sangatlah berbeda dengan kualitas yang harus kita capai di hari esok dalam kecepatan pencapaian yang berbeda pula.
Tantangan bangsa Indonesia saat ini yang menjadi “pekerjaan rumah” besar yang harus segera dicari solusi adalah masalah kualitas SDM yang rendah. Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2018 tentang Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index), Indonesia mendapat skor 0,53, menempati peringkat ke-87 dari 157 negara, di bawah Filipina (peringkat 82, skor 0,55), Thailand (peringkat 68, 0,60), Malaysia (peringkat 57, skor 0,62), dan juga Vietnam (peringkat 48, skor 0,67), sementara Singapura menempati posisi pertama dengan skor 0,88.
Sebelumnya Menteri BUMN Rini Sumarno, menantang mahasiswa perguruan tinggi di Indinesia bergabung dengan Program. Mahasiswa Magang Berprestasi ( PMMB ).
Program ini merupakan koloborasi antara BUMN dengan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( Kemenristek Dikti).
Menurut Mentri, ada beberapa manfaat atau keuntungan secara akademis maupu pengalaman bagi peserta program ini.
Secara akademis akan memperoleh nilai tambah d SKS, dari segi pengalaman, telah mempersiakan diri sebagai SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. (asm)
Advertisement