MUI Terima Bantuan Alat GeNose dari Menristek
Vaksinasi tahap dua bagi Lansia di Kantor Pengurus MUI Pusat Jalan Proklamasi Menteng Jakarta Pusat ditandai dengan penyerahan GeNose oleh Menteri Riset dan Tekhnologi/BRIN Bambang Brojonegoro. Alat pendeteksi Covid-19 karya anak bangsa tersebut diterima oleh Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar di Kantor MUI Pusat, Kamis 18 Maret 2021.
Sebelum proses penyerahan, Ketua Umum MUI Pusat KH. Miftachul Akhyar menyampaikan terimakasih kepada Menristek/BRIN atas alat genose ini. Dia mengatakan, kehadiran genose ini merupakan bentuk kepedulian bersama anak bangsa terhadap kesehatan.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan ini bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya, bermanfaat, bermaslahat untuk semua anak bangsa tanpa membeda-bedakan, kemudian kita bisa menggunakannya dengan amanah,” kata Kiai Miftach di Gedung MUI Pusat, Jakarta.
“Mudah-mudahan alat ini menjadikan lahirnya sebuah kepercayaan diri bagi anak bangsa, tidak kalah dengan bangsa lain, semoga ini semua diberkahi oleh Allah SWT,” imbuhnya.
Sementara itu, Menristek/BRIN Bambang Brojonegoro menyampaikan, GeNose ini awalnya bernama e-nose atau hidung elektronik yang ditemukan sejak tahun 2010 oleh dua ilmuwan UGM.
Pada mulanya, alat ini digunakan untuk mendeteksi orang yang terkena penyakit TBC. Pada waktu itu, pasien TBC baru mengetahui terkena TBC ketika kondisinya sudah parah dan berbahaya. Alat ini hadir untuk mengantisipasi dari awal sehingga TBC tidak parah. Berhubung pada tahun 2020 ada Covid-19, alat ini kemudian dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya Covid-19.
“Di dalam perjalanan, karena ini memakan waktu yang sangat panjang, sehingga e nose yang untuk TBC sementara dialihkan dulu untuk Covid19. Kenapa bisa dialihkan cepat? Karena ini tidak hanya inovasi anak bangsa, namun inovasi anak bangsa menggunakan bahan terkini yaitu revolusi industri 4.0,” ujarnya.
GeNose ini, ujar dia, juga memanfaatkan tekhnologi Kecerdasan Buatan/Artifisial Intelligence. Dari waktu ke waktu, dengan semakin banyaknya data yang terekam, maka akurasi geNose akan semakin membaik.
Dia menegaskan bahwa GeNose ini ditujukan untuk screening saja, bukan untuk diagnosa. Bagaimanapun, swab test PCR tetap belum tergantikan untuk kebutuhan diagnosa'.
“Ini sangat berguna untuk screening, didesain untuk menjadi alat screening, karena untuk diagnosa itu tetap PCR test. Sebelum ke PCR Test, terutama untuk tempat-tempat yang banyak lalu lintasnya seperti simpul transportasi, ” katanya.
Dia berharap, Genose di MUI ini bisa dimanfaatkan oleh karyawan dan pengurus MUI Pusat. Setiap masuk kantor, akan discreening melalui genose terlebih dahulu. “Kantor di sekretariat MUI selayaknya menggunakan genose setiap pagi. Kalau karyawan setiap pagi dites dulu apakah kondisi nyanegatif. Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari MUI juga masyarakat agar temuan anak bangsa ini benar-benar bermanfaat bagi keselamatan dan kesehatan bangsa Indonesia,” katanya.