Tensi Panas antara Khofifah dengan Risma Buat Geram Menpora
Beda pendapat antara Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam persiapan Piala Dunia U-20 2021 membuat resah banyak orang. Padahal, untuk menyukseskan ajang terbesar di dunia ini harus dilakukan bersama.
Sebelumnya, beda pendapat terjadi antar keduanya. Di mana, Walikota Surabaya sudah sangat antusias menyambut dan akan segera melakukan pembenahan stadion agar dapat digunakan dengan pantas. Di sisi lain, Gubernur Khofifah, mengusulkan agar dapat pula menggunakan stadion selain GBT.
Tensi panas di antara keduanya bisa berdampak buruk bagi banyak orang. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali pun merasakan efek perselisihan dengan terkuncinya Stadion Gelora Bung Tomo, ketika hendak melakukan sidak.
Politisi Partai Golkar itu sebenarnya mengatakan wajar jika ada beda pendapat, tapi tetap menjaga komunikasi secara kondusif agar bisa melancarkan persiapan. Karena itu, ia meminta keduanya harus bisa menurunkan ego masing-masing.
“Untuk mengelola olahraga itu kita gak bisa sendiri-sendiri, gak iso dewe-dewe gitu ya, harus bergotong-royong dan harus sama-sama. Kuncinya apa, ya kita harus bisa menurunkan ego kita masing-masing dan duduk bareng,” kata pria yang akrab disapa ZA saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu 3 November 2019.
Dari hasil sidak, ia mengaku memang masih ada banyak persoalan yang perlu dipecahkan bersama. Di antaranya bau sampah TPA Benowo, kemudian akses jalan, serta suasana sekitar stadion harus diperindah.
“Menurut saya, jalan menuju stadion itu perlu diperlebar. Kemudian lingkungan sekitarnya juga perlu diperbaiki. Apalagi kalau tim-tim Eropa diperlihatkan suasana seperti itu tentu kurang elok,” ujar mantan Ketua Komisi II DPR RI.
Dari hasil kunjungannya tersebut, ZA mengatakan belum ada kepastian terkait penggunaan Stadion GBT sebagai salah satu venue. Sebab, seluruh persyaratan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standart FIFA harus terpenuhi.
Salah satu yang ia ingatkan betul adalah kesiapan lima lapangan pendukung untuk digunakan sebagai tempat latihan tim-tim luar, enam bulan sebelum pelaksanaan. Sebab, biasanya tim-tim dari luar akan datang jauh-jauh hari untuk beradaptasi dengan kondisi.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainuddin Amali melakukan kunjungan ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Minggu 4 November 2019. Namun, setibanya di sana, pintu Stadion GBT dikunci, sehingga Menpora tidak bisa masuk ke dalam.
Melihat kondisi ini, Zainuddin Amali mengatakan tidak masalah. Ia hanya ingin melihat kondisi terkini Stadion GBT yang katanya masih bau sampah.
"Ya seperti yang kita rasakan, baunya masih sama, bau sampah. Tapi kalau di dalam bau atau tidak saya ndak tahu, karena kita tidak bisa masuk," kata Zainuddin.
Advertisement